Partai Amanat Nasional yang lahir dari rahim reformasi kini harus melakukan repositioning ---agar tetap mampu menjawab persoalan bangsa.
Pergeseran posisi itu adalah penegasan identitas sebagai partai moderen, sekaligus mengusung visi ke-Indonesia-an secara lebih kuat. Semangat reposisi itu yang kini menggelora di dada para kader PAN.
Patokan utama agenda modernisasi adalah pada aras kepemimpinan. Sebagai partai moderen, PAN butuh regenerasi kepemimpinan sekaligus penyegaran internal. Indikasi bahwa tantangan modernisasi ini memperoleh jawaban positif dari berbagai pihak, justru dari tokoh pendiri partai ini, yaitu Amien Rais.
Tokoh reformasi ini dalam berbagai kesempatan kerap memberikan penegasan bahwa dinamika internal "partai matahari biru" sudah berada dalam jalur yang benar, on the right track. Berbagai fase telah dilampaui dengan relatif baik. Dari waktu ke waktu, PAN bukan hanya mampu eksis, melainkan mampu menwarnai peta politik nasional.
Hari ini, jelas Amien Rais, PAN melangkah dalam poros kemapanan. Olehnya butuh modernisasi di setiap lini. Termasuk dalam manajemen organisasi, rekrutmen kader, aktualisasi ideologi, maupun keputusan-keputusan politik populis.
Arahan Amien Rais tegas mengarah pada momentum politik terkini. Bahwa PAN jika ingin mampu memenangkan pertarungan politik, harus kuat secara internal. Di sisi lain, Pak Amien juga menyatakan bahwa dirinya sendiri bersedia melepaskan magma politiknya di PAN, agar partai ini bisa mandiri dan kokoh.
Di mata saya, jelas-jelas amanat Pak Amien adalah sinyal positif. Senyatanya memang tak bisa lagi relasi politik yang kaku, terkutub pada satu dua orang, dan sifat-sifat sentralistik dalam partai, dipertahankan pada hari ini dan ke depan nanti.
Sosok yang pas untuk melakukan itu adalah Zulkifli Hasan. Selain dikenal sebagai tokoh populis, dekat dengan kader (di segala level), dikenal santun, mampu menjadi Problem Solver, juga sanggup membangkitkan motivasi tempur bagi kader-kader PAN.
