Kebiasaan yang bisa dibilang monoton dalam Selasan ternyata bisa membangkitkan sesuatu dalam diri yang mungkin banyak belum disadari. Akan tetapi, tentu saja semua akan tergantung pada niat masing-masing dulur Selasan.Â
Dalam satu bagian, dulur-dulur tak pernah lupa mewiridkan "Yaa Fattahu Yaa Razzaq", agar dibukakan pintu kebaikan dan rejeki. Sedang kita semua pasti mengetahui bahwa rejeki dapat berupa banyak hal yang akan berpotensi menambah nikmat dan syukur diri.
Selasan di Rumah Sastra Langit Timur sendiri menambah warna baru tidak hanya dalam khasanah keilmuan, akan tetapi juga dalam hal silaturrahmi.Â
Dikarenakan peran Pak Dadik sebagai ketua salah satu organisasi keagamaan di wilayahnya, tentu saja hal tersebut akan menarik beberapa dulur baru yang ikut membersamai wirid Munajat Maiyah pada kesempatan ini.
Sebagai penutup, sajian kupat tahu yang menjadi khas makanan daerah Magelang disajikan oleh Ibu Nur (istri Pak Dadik) yang dibantu oleh dulur-dulur perempuan yang hadir. Sembari menikmati makanan, sadar tidak sadar, mereka mulai membagi intuisi dan juga nurani yang telah terbangun selama wirid dan sholawat berlangsung.
***
Rumah Sastra Langit Timur, 5 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H