Apabila segala kata-kata itu tidak membuat kita sengaja lupa terhadap kesadaran bahwa cinta Tuhan meliputi segalanya, terlebih kepada segala sesuatu yang terjadi, maka sanggupkah kita terus menjaga kepercayaan hubungan yang terjalin atas rasa tersebut? Hingga, "tidak ada kemudharatan (bagi kami), sesungguhnya kami (akan) kembali kepada Tuhan." (26:50)
Hanya saja, kelemahan kita pada umumnya adalah cara pandang kita mengenai yang Maha Tunggal. Dia Ahad, Satu, yang mana tidak berada di salah satu pihak yang hanya kita pandang banyak mengandung kebaikan menurut penilaian manusia. Dia tidak berada di salah satu kata-kata yang memiliki kebalikannya, misalnya baik buruk, benar salah, sedih bahagia, dsb. Misalnya itu semua hanya pandangan manusia, aku rela berada di sisi-sisi yang buruk, salah, ataupun sedih. Agar Engkau tak lagi kesepian.
Sebatas itu hanya pandangan manusia yang selalu banyak dihindari, diasingkan, bahkan penuh dengan caci-maki. Itu tidak mengapa, sebab Engkau Yang Maha Mengetahui. Yang hanya memberikan sedikit kepada kami. Oleh sebab itu, kita jadi lebih sabar. Sedang aku yakin bahwa Engkau selalu bersama orang-orang sabar.
***
11 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H