Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serasa Hampa

5 Mei 2021   22:35 Diperbarui: 5 Mei 2021   22:39 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceracau cerdik menggugat
Teringat bayang yang kian melekat
Mengusik rindu yang semakin pekat
Melipat jarak hingga serasa dekat

Temaram laku mengarat
Teringat kenang yang lantang menyengat
Disaat sipu yang mulai menguat
Menghapus waktu yang sempat terikat

Layla, apakah engkau sudi menunggu?
Saat pikiranku kacau terhantam gejolak hidup
Layla, apakah engkau percaya kepadaku?
Tatkala sapaku hanyut diterjang oleh kemelut sendu

Gelombang nafsu menjerat
Memaksa hasrat yang mulai terusik pikat
Menawarkan nikmat yang lebih memikat
Menggoyahkan jagad yang sudah terbangun hebat

Layla, tidakkah cintamu mulai sekarat?
Saat harap justru berbalik ketakutan yang mencuat
Layla, suci waktu ini mengikat
Serasa hampa menjadi satu-satunya senjata pengikat

***
Senin, 14 Ramadhan 1442 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun