Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lembar Nasuha

15 April 2021   16:13 Diperbarui: 15 April 2021   16:19 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by brahim Mcahit Yldz from Pixabay

Genting surau mulai melambai
Menghias semesta nan riang bergerumuh
Tabir perlahan berbisik lirih
Mendendangkan asih yang teruntai waktu

Kasih, engkau ajak aku menikmati bulan sucimu
Saat aku masih berlumur hina
Dosa tak hanya menyelimuti tubuhku, namun juga merasuk hingga qalbuku
Apa gerangan engkau seret aku 'tuk menikmati waktumu?

Rayuan angan tak henti memekik rindu
Kau penjarakan kemesraan, sedang aku terjebak dalam "amhilhum ruwayda"
Pertemuan itu tak henti menyayat asih
Kau tawarkan kehangatan, sedang aku dijebak dalam "wa makaru wa makarallah"
Kalau semua ini hanya sendau guraumu,
Pertahanan diri apalagi yang akan engkau ajarkan kepadaku di rentang "kholodina fiiha abadaan"?

Surau-surau semakin menjadi liar semrawutan
"Marhaban Yaa Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan"
Sebentar, sebentar...
Ramadhan mana yang mereka maksud?
Juragan nasi padang sebelah lapangan, ex-playmaker timnas, atau Pak RT depan masjid yang sangat dermawan?
Soalnya, mendengar Ramadhan yang dipikir hanya untung, untung, dan untung

"Ittaqullah haqqo tuqotihi"
Engkau suruh aku bersungguh-sungguh dalam takwa,
Namun bagaimana lagi aku harus bertakwa?
Sedang Engkau Yang Maha Kuasa atas takwa yang dilimpahkan kepadaku
Dusta apa lagi yang harus aku syukuri di waktu sucimu, Kasih!

Meski tiap waktu sekarang dan yang akan datang adalah lembaran nasuha,
Sediakah engkau selalu membuka ampunan kepadaku?

***

1 Ramadhan, 1442 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun