Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mempersiapkan Kebinasaan Diri

8 April 2021   16:19 Diperbarui: 8 April 2021   16:27 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan terbesar dari mencintai adalah kita tidak akan selalu mendapati ekspektasi atas sesuatu yang telah dicintai. Segala upaya hanya akan menimbulkan ketidaktepatan langkah untuk mengekspresikan perasaan. Tapi, itulah alur terseru dari suatu romansa yang terbangun karena sedikit memacu adrenalin.

Tidak bisa kita selalu baik-baik saja, pun tidak bisa selamanya juga kita sedang tidak baik-baik saja. Dinamika keadaan akan selalu msnghampiri dengan segala tawaran kebaikan sekaligus keburukannya. Hingga kadang menciptakan sangka yang kita anggap baik, justru mendatangkan sesuatu yang buruk. Begitupun sebaliknya.

Permainan ini akan terus berlalu tanpa kita mengetahui akhir. Bertahan bukan berarti bodoh. Pergi pun tak lantas berarti menyerah. Semuanya datang membawa kemasan kebahagiaan dan kesedihannya sendiri. Tinggal kenikmatan mana yang akhirnya kita pilih untuk didustakan?

"Apa saja rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya, maka tak ada yang akan sanggup melepaskannya setelah itu." (35:2)

Nafsu akan menuntun kita pada kemenangan yang dianggap memiliki satu paket dengan kebahagiaan. Hati terkadang mengajak kita untuk memilih kesedihan dengan kesiapan untuk dianggap kalah, asal itu tak mengkhianati niatan awal untuk tetap tegas dengan lontaran kata cinta yang telah dinyatakannya.

Hidup itu harus siap dengan segala basa-basinya. Asalkan tidak tenggelam dalam rasa yang nanti berkemungkinan untuk membinasakan kita. Jangan mudah berasumsi sebelum banyak menimbang diri.

"Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka jangan engkau biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (35:8)

Tapi siapakah kita hingga berhak mengetahui rahasia yang baik dan yang buruk itu? Bisa jadi itu hanya suatu penilaian yang tidak tepat sekalipun kesimpulan pernyataan itu sudah banyak diperbincangkan. Dunia hanya selalu bermain dan menari pada kisaran "seolah-olah". Tanpa sekalipun mau menyibakkan kesejatiannya. Dunia hanya penuh dengan retorika yang malu terhadap kejujurannya. Kecuali kepada Malaikat Izroil dengan ketegasannya yang akhirnya mampu mengambil sejumput tanah dunia untuk dibawa kembali menghadap Tuhan, hingga dijadikanlah manusia.

Cinta tidak bertumpu pada hasil. Cinta selalu mengajarkan buliran-buliran kelembutan proses yang senantiasa menumbuhkan diri. Cinta bukan kesementaraan, akan tetapi cinta mampu membawa ke keabadian. Cinta tidak bisa memastikan siang atau malam. Namun dengan cinta, mampu menghidupkan kembali apa yang sudah dianggap mati.

"Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu (angin itu) menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah kebangkitan itu."

Bahkan dengan kata-kata ini yang senantiasa bergerak dan menari di haribaan cintanya. Yang selalu menemani meski banyak dicampakkan, yang selalu percaya meski selalu terkhianati. Tanpa perlu engkau baca dan menyanjungnya, namun mengapa engkau siap jika harus menghujatnya? Kecuali kalau engkau memang sedang mempersiapkan kebinasaan. Tapi, bisakah sedikit saja engkau berpikir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun