Jum'at malam merupakan jadwal agenda rutinan M3. Satu malam mungkin telah berlalu, namun hal itu bukan berarti cerita akan pula sampai di titik akhir. Siang dan malam akan terus silih berganti mengisi hari, tapi cahaya itu akan selalu berpendar ke mana arah mata dituju. Biar saja satu malam M3 telah berlalu, namun harapannya, cahaya pada malam itu tidak akan meredup dan akan terus memancar melalui kata-kata.
Pada malam itu, berkumpul sekitar belasan orang. Lintas usia dan generasi. Namun, sedari awal kita menyepakati bahwa di ruang ini kita belajar bersama. Mencoba menangkap cahaya-cahaya yang mungkin saja dititipkan melalui salah satu dari kita. Oleh karena itu, meski utamanya melatih daya ungkap diri (bicara) dengan baik, namun nyatanya kita justru banyak melatih diri untuk bagaimana menjadi pendengar yang baik.
M3 sendiri merupakan kumpulan dari berbagai aktivitas untuk melatih daya pikir. Ada yang bersifat permainan, ada pula yang sedikit membutuhkan kreasi ataupun innovasi sehingga membutuhkan konsentrasi lebih. Berikut daftar aktivitas yang biasanya dilakukan dalam M3:
- Aktivitas "Alhamdulillah". Aktivitas ini biasanya dilakukan saat acara baru dimulai. Sebagai pengganti kalimat pembuka, masing-masing yang melingkar dalam M3 saling membuka dengan kata alhamduliillah sebagai salah satu bentuk ungkapan syukur. Karena, dengan rasa syukur tersebut, harapannya kita akan banyak membuka pintu kebaikan-kebaikan yang lain.
- Aktivitas "Berkabar dan Berbagi Temuan". Biasanya aktivitas ini satu paket dengan aktivitas alhamdulillah. Hanya saja dalam aktivitas ini, dulur-dulur yang hadir memberikan kabar ataupun informasi yang banyak didapati selama seminggu terakhir.
- Aktivitas "Evaluasi/Berbagi Pendapatan". Aktivitas ini biasanya dijalankan setelah aktivitas utama dijalankan. Para dulur-dulur bebas mengungkapkan apa saja yang didapati selama proses kegiatan dilakukan.
- Aktivitas "Diskusi". Aktivitas ini dijalankan apabila ada satu sumber ahli. Misalnya saja pada pertemuan pertama bulan Februari 2021, hadir Bapak Damtoz Andreas yang notabene merupakan sastrawan. Dalam aktivitas diskusi, biasanya juga ada sesi tanya jawab, yang mana masing-masing dulur diharapkan melatih "cipta tanya". Karena orang yang pandai itu tidak hanya pintar berargumentasi memberi jawaban, akan tetapi orang pandai itu justru harus pintar membuat pertanyaan.
- Aktivitas "Cipta-Baca Puisi". Di ruang M3, aktivitas ini merupakan salah satu aktivitas yang dinanti. Selain untuk memberikan hiburan selama dipentaskan masing-masing puisi yang telah dibuat. Namun dengan melatih cipta puisi, diharapkan mampu melatih kepekaan dan juga interaksi tidak hanya dengan sesama manusia, melainkan kepada semesta yang begitu luas nan lembut.
- Aktivitas "Kurasi/Apresiasi". Aktivitas ini hampir sama dengan aktivitas evaluasi. Biasanya dilakukan apabila hadir narasumber.
- Aktivitas "Presentasi Kata Pilihan". Aktivitas ini bertujuan untuk melatih daya bicara agar sesuatu dapat disampaikan secara baik dan asyik. Aktivitas ini biasanya diberikan batasan waktu sesuai kesepakatan. Kata pilihan juga terkadang ditentukan, biasanya bebas. Tentu dari perbedaan tersebut ada maksud dan tujuan yang berbeda pula. Salah satunya, spontanitas juga memerlukan kesadaran untuk lebih dikreatifkan.
- Aktivitas "Pernyataan Penutup". Semua dulur-dulur saling berbagi apa yang telah didapati selaa mengikuti seluruh aktivitas sedari awal kegiatan. Aktivitas ini juga bisa menjadi pengganti kalimat penutup, yang mana banyak berisi kumpulan kesimpulan yang didapati oleh masing-masing pejalan aktivitas M3.
- Aktivitas "Cipta Quote". Meskipun terkesan sederhana ketika disampaikan, dan mungkin juga mudah terlupakan kalau saja hanya didengar. Akan tetapi apabila didokumentasikan, quote ini bisa menjadi salah satu cahaya yang mungkin tak akan redup. Contohnya saja salah satu quote dari Mas Damtoz, "di atas kesempurnaan masih ada keseimbangan, yang lebih banyak memberikan keindahan."
- Penutup Doa Majelis.
Dari beberapa aktivitas di atas, penerapannya tidak harus berdasarkan sesuai urutan. Bisa dibolak-balik asalkan disepakati oleh semua yang hadir.
Keadilan dan Kontra Produktif
Pada Minggu kedua, kita diberi tema Keadilan dan Kontra-Produktif yang nantinya dulur yang hadir dibebaskan untuk memilih salah satu dan dipresentasikan dengan durasi 3 menit. Pak Sholeh menceritakan keadilan melalui kisah seorang Malik bin Dinnar. Mas Topan berbicara keadilan dengan menekankan bahwa porsi keadilan tidak bisa disamaratakan, serta keadilan yang lebih bersifat ke dalam. Karena apabila keadilan itu dilempar ke luar diri pasti akan mendapati gesekan, benturan, kontroversi, atau ketidakpuasan. Tidak mungkin harapan atau ekspektasi manusia dapat terpenuhi semuanya. Tidak bisa keadilan itu ditakar.
Toing, Ilo, dan juga Angger, mereka juga lebih memilih untuk berbicara mengenai keadilan. Toing menjelaskan keadilan melalui kisah sepasang suami istri. Angger menganggap bahwa keadilan masih menjadi sebuah pertanyaan bagi dirinya. Angger berasumsi bahwa untuk apa diciptakan keadilan kalau manusia sendiri masih sulit memutuskannya? Ilo yang baru mengikuti rutinitas M3 pertama kali nampak masih terlihat gugup sehingga banyak melakukan kata repetitif
Beda lagi keadilan menurut Pak Adisuryo, menurutnya keadilan.itu terkadang nampak adil tapi tidak adil bagi pelakunya, sehingga nampak juga sisi keterpaksaan. Meskipun, hal tersebut lama-lama juga akan menjadi kebiasaan. Pak Adi beranggapan bahwa untuk mencapai keadlian terkadang dibutuhkan keterpaksaan yang terwujud melalui sikap mengalah, mengakui pendapat orang lain, termasuk saat berkompromi.
Kemudian ada Mas Ipul yang menyatakan bahwa keadilan tidak bisa terlepas dari hak dan kewajiban. Dan menurutnya, sesuatu akan menjadi sebuah masalah di dalam sebuah komuntias/pekumpulan/sejenisnya apabila kta lebih sering menuntut keadilan atas hak, bukan kewajiban. Lalu, Mba Sarifah menyatakan bahwa keadilan itu merupakan prasangka. Baik kepada Tuhannya ataupun kepada sesama manusia. Dan yang terakhir ada Mas Sani yang baginya, karena terlalu banyak mendengar kata keadilan jadi eneg. Menurutnya sederhana, asal tidak berat sebelah dan dalam kondisi ajeg, itulah keadilan.
Setidaknya dari opsi yang diberikan antara keadilan dan kontra produktif, hanya 2 orang yang mengambil kontra produktif, yakni Mang Yani dan Mas Sigit. Menurut Mang Yani, lingkungan sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Mang Yani mengambil dari sebuah sumber mengatakan bahwa lingkungan yang subur, cenderung akan mebuat orang yang tinggal di atasnya menjadi malas. Dan orang malas atau kontra produktif itu biasanya justru dari mereka yang terbiasa patuh.
Sementara Mas Sigit beranggapan bahwa kontra produktif merupakan hasil dari suatu tidndakan yang berawal dari niat yang baik, tapi hasilnya berkebalikan. Akan selalu ada niat dalam mengiringi segala tindakan, kalau tidak hati-hati atau melebihi dosis, hal tersebut menjadi sesuatu yang berpotensi menimbulkan hasil yang kontra produktif. Hadir pula Mas Budi yang juga baru pertama kali hadir dalam majelis M3 ini, menarik apa yang disampaikan Mas Budi, bahwa saat asyik menjadi pendengar, terkadang ada hal yang kontra produktif seperti seakan-akan mendengar, tapi sebenarnya berpikir sendiri. Dan keadaan itu menjadi hal yang tidak adil bagi si pembicara.