Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepastian Manusia adalah Ketidakpastian

6 Januari 2021   16:42 Diperbarui: 7 Januari 2021   16:33 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan pesan dari Mbah Nun yang disampaikan dalam majelis ini, setidaknya menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Mas Sigit sebelumnya, yakni apakah kebenaran atau prasangka itu bisa tidak tercipta dan ditujukan kepada diri sendiri? Kalau dalam maiyahan sering kita dapati "bukan fastabiqul haq, melainkan fastabiqul khoirat."

foto: @pieu_kamprettu
foto: @pieu_kamprettu
Merubah Rahmat Menjadi Berkah

Di sela-sela acara sinau bareng, Mas Sigit sebagai pentolan group musik Jodhokemil mengisi hiburan rutinan ke-119 dengan berbagai lagu yang sangat identik dirinya, salah satunya adalah lagu yang berjudul Daun-daun Berguguran. 

Bahkan khusus edisi ini, Mas Sigit pun menciptakan sebuah lagu dengan judul "Wang SInawang". Tentu saja kalau bukan ahlinya, akan sangat sulit untuk mencoba menghidupkan suasana kembali dari fokus menjadi sebuah kegembiraan bersama.

Karena banyak dulur-dulur yang sesekali hadir dalam acara ini, Mas Dhian kemudian mencoba untuk memperkenalkan dan menyambungkan tali silaturrahmi dari banyak jamaah yang datang. Mencoba untuk merajut paseduluran sesuai dengan tagline Maneges Qudroh sendiri sebagai sebuah Majelis Ilmu dan paseduluran. 

Ada mas To'ing mewakili teman-temannya yang mana mereka masih pelajar SMA, dan rasa kangen menjadi niat keberangkatan hingga akhirnya dapat berkumpul dalam rutinan MQ. 

Ada Mba Sarifah, seorang ibu asli Bangka Belitung yang sekarang tinggal di Magelang, yang juga merasa nyaman dalam forum silaturrahmi ini. Lalu ada Lek Trip bersama teman-teman Gerbang, Mas A'an dan Mas Muji. Kemudian hadir juga Mas Yadi dengan teman-teman Samusa.

Semua saling memberikan respon, tanggapan, bahkan ilmu yang dibagikan dalam suasana pembelajaran kali ini. Dalam maiyah kita sering mendapat pelajaran, bahwa apa yang kita anggap baik belum tentu baik di mata Tuhan, begitupun sebaliknya. 

Oleh karena itu, dalam majelis seperti ini sangat dibutuhkan sikap kerendah-hatian untuk bersedia dan belajar untuk mendengarkan siapapun yang sedang berbicara. 

Karena rahmat Tuhan bisa dititipkan melalui kata-kata yang sedang disampaikan oleh orang yang kita anggap belum memiliki kapastias ilmu dengan diri sendiri.

Seperti apa yang disampaikan oleh Pak Yadi bahwa maiyah adalah medan juang, bukan debat apalagi eksistensi. Seharusnya kita memiliki inisiatif untuk dapat mengambil sekecil-kecilnya manfaat dari apa saja yang ditemui. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun