Shalat itu merupakan sarana komunikasi antara kita denga Tuhan. Dan di dalam shalat, Tuhan tidak bisa dibayangkan dengan sesuatu apapun. Inilah yang membedakan  peribadatan agama Islam dengan agama lain, sebab objek komunikasinya tidak berbentuk.Â
Seperti patung, gambar, atau benda mati lainnya. Maka dari itu shalat yang khusyu' itu sangat sulit. Salah satu sahabat Rasul saja dengan sebuah tikaman pisau di tubuhnya ketika shalat, dan beliau tidak merasakannya, Tapi Rasul pun berkata bahwa shatnya belum khusyu'.Â
Jika dalam shalat kita tidak melakukan niat komunikasi rohani kepada Allah maka jiwa kita akan terjebak pada ilusi alam dari berbagai macam dan bentuk bisikan jin ataupun setan.
"Dan barangsiapa berpaling dari ajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an). Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya." (Az-Zukhruf 36)
Kalau shalat pun hanya dijadikan formalitas belaka, lalu kita pasti akan merasa lebih sulit untuk membaca ayat-ayat Allah/Al-Qur'an. Jadi ini merupakan sebuah tingkatan untuk menjaga jiwa kita agar selalu dalam keadaan ridho terhadap Allah SWT.
Setiap shalat kita mesti menyadari sedang berhadapan dengan Allah. Kalau dengan Pak Presiden atau Pak Walikota kita bisa tunduk dihadapannya, dan pertemuan dengannya selalu terngiang-ngiang sampai esok. Seharusnya ketika shalat perasaannya bisa lebih dari ketemu Pak Walikota.
Allah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani seperti melayani para mukmin. Padahal Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka.
"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya' di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." (An-Nisa 142)
Jika tidak karena Allah biasanya untuk berdiri saja malas. Rukuk dan sujud pun dilakukan dengan biasa, tidak seperti sedang menyembah Tuhan. Ini dibuktikan dengan gerakan shalatnya yang mengindikasikan kalau kita terkadang ingin cepat-cepat selesai shalatnya.
Banyak yang malaksanakan shalat tidak berjuang dengan sekuat pikiran dan hati untuk bisa khusyu'. Sehinggan pikirannya lari kemana-mana tanpa disadari. Shalatnya mengibaratkan badannya saja yang sedang sembahyang, tetapi jiwa serta pikirannya tidak sedang mencerminkan shalat. Padahal Allah sendiri telah mengingatkan :
"Sungguh Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku." (At-Thaha 14)
