Irama gemuruh mendung enggan beranjak
Menahan kepergian halu-halu rindu
Menanti gerimis yang tak lekas berpijak
Sejenak indah dengan hias rona senyummu
Dentuman cahaya memicu suara 'tuk lekas melantang
Memacu hasrat yang cukup bosan menabung rindu
Rentang waktu menjadi isyarat tuk bersiap
Akan rasa yang selalu terjawab sayup
Engkau memilih tinggal
Ketika pulang sudah menjadi kesepakatan
Seolah menimbun takut yang bersembunyi di tiap puncak harap
Untuk mengikis jarak yang mungkin saja tak sengaja tercipta
Sedang aku dibiarkan tinggal meski tak seruang
Mencuri acuh meski tanpa sanggup memandang
Menumbuhkan cinta meski tanpa mengenal sapa
Yang memilih kamu meski aku tau itu jauh
Sembari menanti dalam temaram angan,
Lubang sedalam apa lagi yang akan membekas oleh tikaman lara?
sesal seperti apa yang akan datang?
Atau keniscayaan sebuah pelukan?
***
29 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H