Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bunga Lampion

6 Juni 2020   12:21 Diperbarui: 6 Juni 2020   12:17 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya perjalanan ini menuntutku
Akan segala raung yang bergumam
Fajar pun enggan menyapa karena ia bagian dari jagadku
Atau kabut yang terus datang dengan gerimis kecilnya menemani senyapku

Lantas, apa aku mesti berhenti menyapa?
Walau rekah tak kunjung jua memberi makna?
Denganmu atau tanpamu, serupa
Isyarat Sang Alam bukan berarti menghentikan langkahku untuk memaknainya
Karna firman Sang Hayyu tak hanya berbatas pada apa yang tertulis

Mungkin aku akan terus mencari, meski hanya sebatas bunga Lampion yang aku kemas
Dengan raut seorang ibu yang begitu ramah
Atau suaminya yang tak henti mendendangkan keluh kesah petani gunung
Bahkan ketika aku duduk meratap di puncak makam
Ternyata denganmu, sama saja

***

21 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun