Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jika Tuhan Terkadang Sensi

9 Mei 2020   15:30 Diperbarui: 9 Mei 2020   15:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa salahnya menyapa?
Ketika rindu selalu kutahan saat enggan menyingkap lara

Tidakkah bait-bait doa itu cukup?
Ataukah aku terlalu bernafsu meski itu hanya sebatas kata

Menawarkan kesejatian tentang mahligai rasa
Dengan rona prasangkanya yang teramat wagu
atau sekedar dongeng-dongeng para among

Lihat saja kebenaran mereka saling menindas satu sama lain
Demi dahaganya akan sebuah kenyamanan
Meskipun, semua itu tak ayal sebuah sendau gurau belaka

Tuhan, aku hanya ingin duduk bersamanya
Menikmati secangkir kopi sembari kuajak ia menyapamu
Mengarungi samudera rasa yang kau titipkan,

Apa salah menatap?
Mungkinkah kau takut aku berpaling? di saat engkau sendiri yang punya kuasa atas hati ini
Sudah berapa kali aku memohon untuk menghilangkannya
Namun justru semakin kau tumbuhkan dengan segala ketidakjelasan

Asalkan saja tak kau padamkan kobaran rinduku padamu atau kekasihmu
Meskipun harus menjadi seorang Majnun yang dianggap gila
Atau meski menjadi seorang Rahwana di depan matanya

Andaikata ini semua rahmatmu,
Jangankan 10 tahun, sebatas usia pun lantas bukan sebuah penyesalan

Kasih, maaf jika Tuhan terkadang sensi!

***

12 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun