Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Akuntan - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemerintah Baper dan Generasi Lebay

17 April 2020   16:34 Diperbarui: 17 April 2020   16:37 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambarc.blogspot.com

Kita bisa dikategorikan sebagai generasi lebay, rakyat yang suka caper sedangkan pemegang alat pemerintahan sukanya baper dan tidak memiliki ketegasan. Membela atau melindungi sudah menjadi tugas yang mendapatkan amanah. Generasi lebay hanya terlalu banyak menggantungkan harapan, daripada memilih kemandirian. Sehingga akhirnya hanya cuitan-cuitan yang keluar atas pembenaran-pembenaran yang subjektif. Tapi karena itu sudah menjadi keyakinan sebuah golongan, dan akhirnya bersikap kemendel (sok-sokan berani).

Tuhan mungkin saja hanya tersenyum-senyum melihat keadaan ratusan juta jiwa yang bernaung dalam Negara Kesatuan ini. Tidak ada satu jiwa pun yang sanggup luput dari perhatianNya. Ada yang berdiam diri dan menikmati, namun ada juga yang berebut agar supaya suaranya dapat didengarkan. Ada yang bergelora terhadap percepatan perubahan yang dikiranya butuh perubahan atas banyak faktor ketiakadilan, ketidaksejahteraan, ketidakmajuan, dsb. Akan tetapi, disaat ujian akan perubahan itu didatangkan ternyata belum siap dengan keadaan.

Ada yang memilih bertapa, bersunyi, ataupun berdiam diri karena untuk mengubah dirinya saja terkadang terasa sangat sulit. Seolah kehilangan simpati terhadap keadaan negara, namun diam-diam memperhatikan dalam kesunyian, diam-diam membangun tanpa suara, bahkan diam-diam menyadarkan meski tanpa kata-kata.

Solusi berserakan dimana-mana, yang susah adalah menyepakati bersama.

Ketuhanan Yang Maha Esa yang seharusnya ada di sila pertama yang seharusnya bisa menjadi keberangkatan nilai dalam menyelesaikan segala masalah. Akhirnya menjadi ruwet sebagai akibat dari entah telah diletakkan dimana sila yang seharusnya menempati tonggak dasar tersebut.

InsyaAllah, salah satu dari kita merupakan bagian dari salah satu oposisi, mungkin saja ia atau kita adalah bagian prasangka dari salah satu antara baper dan lebay yang kalian pahami. Tentu itu tidak semua, hanya sebagian diantara cendekia yang merasa cendekiawan. Atau diantara para ksatria yang merasa paling berani dan memahami. Atau mungkin juga diantara spiritualis yang merasa dirinya selalu menghamba dan dibela oleh Tuhannya. Mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun