Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesadaran Evolusi dalam Muamalah

25 Desember 2019   11:27 Diperbarui: 28 Desember 2019   02:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki musim hujan yang semakin intim, terkadang menjadi kendala tersendiri bagi manusia sebagian. Jika mengingat hujan, saya hanya teringat pesan Simbah, bahwa ketika hujan, masih banyak celah udaranya daripada air yang berkucuran. Dan dari sekian banyak tetes-tetes hujan yang mengenai tubuh kita, yang sudah pasti membawa rahmat dan berkah bagi kehidupan, terdapat salah satu tetesannya yang mengandung keistimewaannya tersendiri. Hujan bukan suatu halangan atau sesuatu yang mesti dihindari, melainkan hujan juga perlu dibersamai.

Tanah masih setengah basah di halaman Rumah Mba Yani, tempat akan diadakannya majelis ilmu rutinan ke-106 Maneges Qudroh di Dusun Sirahan ini. Dengan hiasan jejak kaki para saudara yang telah lebih dulu beranjak, nampak masih belum banyak yang hadir di dalam. Sepertinya menunggu sudah menjadi sebuah rindu sekaligus jemu bak jam karet yang semakin pegas.

Seolah tersulut rasa resah menunggu kawan-kawan yang tak kunjung datang, "Habis ini dibuka saja yaa..." kata Mas Dhian segera berinisiatif untuk lekas memulai acara. Sembari menghabiskan sisa rokok yang masih menyala, silau kuning putih susul-menyusul terlihat semakin mendekat, menjadikan teh dan kopi yang sudah setengah hangat seolah kembali hangat.

Mas Fajar mengawali acara dengan mukadimah serta mewakili jamaah yang hadir untuk berterimakasih kepada Mba Yani dan sekeluarga yang telah mensedekahkan tempat dan pasugatan untuk melingkar dalam rutinan kali ini.

Selanjutnya Mas Dhian menyambung dengan sedikit melambari dengan cerita awal mula perjalanan simpul Maneges Qudroh hingga menginjak usia yang ke-9 sekarang ini. Tentu segala suasana telah dialami selama perjalanan, pasang surut jamaah yang hadir sudah menjadi hal yang sudah dapat dititeni. Yang pasti, harapannya lingkaran seperti ini tetap terjaga keistiqomahannya sebagai refleksi atas cinta kepada Mbah Nun, khususnya di wilayah Magelang.

Oleh karena itu, majelis ilmu dan paseduluran ini salah satu visinya adalah sebagai medan juang untuk merajut titik-titik yang masih belum tersambung, mempertemukan nilai-nilai yang masih berdiri sendiri, serta memakrifati pandangan-pandangan yang masih banyak mengandung kegelapan.

Acara pun dilanjutkan dengan pembacaan wirid munajat maiyah bersama-sama, sebagai wujud sapaan kami kepada penduduk langit atupun segala makhluk semesta raya.

Kemudian, dari tema yang telah diposterkan, yakni tema "Muamalah Zaman", Mas Dhian pertama-tama memberikan kemerdekaan kepada teman-teman yang hadir untuk menanggapi sembari menggulirkan mikrofonnya. Namun memegang mic itu sendiri sepertinya masih nampak sebagai sebuah hukuman daripada kekuasaan.

Mas A'am yang pertama kali menerima ekstafet pun memberikan kesempatannya kepada Mas Hammam, salah satu temannya yang diajaknya dan kebetulan baru pertama kali hadir ke acara rutinan. Setelah sedikit perkenalan, Mas Hammam sedikit menceritakan pengalamannya bertemu maiyah lewat youtube, yaitu ketika Mbah Nun mengisahkan salah satu kisah Nabi Musa ketika berobat.

Lalu beralih ke Mas Saeful yang bercerita ,meski baru saja lulus dari sekolah menengah kejuruan bidang multimedia, beberapa usaha pernah digelutinya, dari usaha ternak lele hingga usaha produksi tahu, yang masih dirasa gagal. Dari pengalaman itu Mas Saeful menjadi terusik dan mulai mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu muncul di benaknya, "apa sih bakatku?"

Pak Dadik kemudian ikut memberikan respon mengenai bakat, yang dalam agama islam sering dikaitkan dengan fadhillah atau keutamaan. Tentu antara bakat dan fadhillah ini tidak sama maknanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun