Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih Tak Terhingga

8 Oktober 2019   15:58 Diperbarui: 8 Oktober 2019   16:14 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam kau ajak aku mengarungi malam menuju entah.

Nyatanya, kau ajak aku ke sebuah tempat beratapkan langit, bukan ukiran-ukiran indah di atas mimbar.

Dengan pohon-pohon tinggi yang menjulang, bukan tiang-tiang megah penyangga kubah.

Kau biarkan aku terbuai bersimpuh di pangkuanmu dengan beralaskan selembar kertas seadanya di atas tanah,

bukan di atas kilaunya keramik dengan hangatnya karpet-karpet seperti di bangunan itu.

***

Adakah dekapan yang lebih hangat dari jari-jemari ibu?

Adakah usapan yang lebih melegakan dari telapak tangan ibu?

Adakah tawa yang lebih melegakan dari tawa seorang ibu?

Adakah tarian yang lebih menghibur dari tarian ibu?

Adakah masakan yang lebih ingin kau makan dari masakan Sang Ibu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun