"Beliau 'kan Nabi, lha kita?"
"Apakah Nabi Ibrahim menganggap dirinya Nabi ketika masuk ke dalam kobaran api tersebut? Bahkan akan merasa terselamatkan? Hanya keimanannya kepada Tuhan-lah yang lantas membuat beliau berani. Sama seperti Sayyidina Ali ketika mengetahui kematiannya, apakah beliau lantas menghindarinya?"
"Itu kan orang-orang hebat. Kalau kita mungkin ya akan dianggap gila."
"Lhoh, bukannya yang mengatakan gila itu adalah yang gila? Apakah dia mengetahui kewarasan untuk mengimani Tuhannya disaat sesungguhnya hidup dan mati ini untukNya?"
"Maksudnya?"
"Sekali-kali lah, mumpung kamu masih hidup pikniklah ke neraka dengan ketidakterbatasan nalarmu. Kenalilah api cemburu, api amarah, api iri, api dengki, api sombong, bahkan api kebenaran, yang menyebabkan panas didalam hati bahkan jiwamu. Mengalir ke darah dan menyalurkannya ke seluruh tubuh hingga terbakarlah ragamu."
"Api ya api,tho?"
"Find Me If You Can!"
Pertemukanlah kesempatan dengan sebuah keadaan yang sering orang sangka sebagai sebuah ujian atau masalah. Carilah kehinaan disaat mereka berlari mengejar pujian. Tapi, ilmu-ilmu itu tak akan mampu menjamahnya karena hanya menghindari masalah dan mencari pujian.Â
Dan Biarlah setiap insan menikmati proses kebenarannya. Jangan sampai menghalangi ia mencari rahmat Tuhannya, terlebih mereka yang sudah berjalan dengan kerinduan. Temukanlah Aku kalau mampu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H