Mohon tunggu...
Taufan Satyadharma
Taufan Satyadharma Mohon Tunggu... Penulis - Pencari makna

ABNORMAL | gelandangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah dan Ajibah (Keajaiban) dalam Maiyah

25 Mei 2019   15:40 Diperbarui: 26 Mei 2019   16:27 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pertemuan mendadak diadakan dengan koordinasi 2 hari untuk segera berkumpul di Jombang atas permintaan Simbah. Menindaklanjuti apa yang telah dirumuskan beberapa pekan sebelumnya di Rumah Maiyah Kadipiro, Yogyakarta mengenai JPS (Jam'iyah Pengusaha Sorga). Dengan suasana Jombang yang panas saat itu, kita mesti berkumpul dalam satu ruangan penuh. Tapi, untung saja keresahan atas cuaca panas segera hilang setelah para Kamituwo ikut berkumpul bersama kami, termasuk seluruh Marja' Maiyah. Adem.

Kamituwo memang jarang terdengar di kalangan jamaah maiyah. Kamituwo adalah para sesepuh yang telah membersamai perjalanan Simbah sejak awal Maiyah. Bisa dibilang para kamituwo ini adalah generasi pertama maiyah. Dan sesuai perjalanan dan perkembangannya, maiyah kini telah mencakup generasi-generasi muda termasuk simpul-simpul baru yang terbentuk. Oleh karena itu, salah satu pertemnuan ini adalah memperkenalkan  kami yang masih muda-muda untuk dikenalkan kepada para kamituwo yang berada pada lingkungan Simbah.

Menurut Syaikh Kamba, ini adalah suatu bentuk silaturrahmi dan mempertemukan kita dalam kasih sayang Allah. Harapan Syaikh adalah semoga hal-hal seperti ini tetap menaungi kita dengan Rahmat dan kasih sayang Allah agar kita tetap istiqomah.

Selain berkenalan, Simbah juga ingin memastikan sejumlah hal pada kesempatan ini untuk lebih diteguhkan. "Ruang dan waktu yang tidak lama lagi" kata Simbah sembari menjelaskan gambaran keadaan zaman sekarang. Simbah merasa selalu menjadi orang yang telat untuk berfikir untuk lebih tanggap kepada situasi-situasi tertentu disaat dirinya selalu dibawa saja entah kemana setiap malam untuk ngancani rakyat Indonesia. Rumah hukum nasional negeri juga sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. KPK pun sekarang terbagi menjadi dua, Komisi pemberantasan Korupsi dan Komisi Pembebasan Koruptor.

Disamping itu Simbah juga menyatakan jika dirinya disuruh memimpin padang yang luas. Lalu beliau mengibaratkan Indonesia dengan 3 stansanya. Baru sampai stansa pertama sudah banyak dikhianati dimana stansa pertama memiliki bobot Indonesia tanah airku. Belum pada stansa kedua, Indonesia tanah yang mulya. Apalagi sampai stansa ketiga, Indonesia adalah tanah yang suci. Sampai stansa ketiga Simbah hanya yakin tidak ada pejabat yang bisa menyanyikannya.

"Indonesia harus anda pimpin, dan sekarang harus siap-siap!" kata Simbah lirih, layaknya orang tua yang sedang memberikan nasihat kepada anak-anaknya dengan penuh kasih sayangnya. "Kita (Kamituwo dan Sesepuh) hanya orang yang tidak kenal dengan Indonesia." Lanjut Simbah. Sehingga nanti harapannya acara ini akan menjadi pijakan dengan dibekali cinta atau rasa saling mencintai dengan Allah.

Acara ndadak ini merupakan suatu bentuk Syukuran 'Ajibah Maiyah. Pengambilan kata 'ajibah sendiri menurut Simbah cukup nekat. Karena 'ajibah disini memiliki makna hampir menyerupai suatu mukjizat, disaat mukjizat itu sendiri hanya ditujukan kepada Rasulullah/Nabi. Nekat karena nanti bisa dikira Nabi.

Semua peserta syukuran ini adalah anak-anak para Kamituwo dan Sesepuh yang telah mengalami proses bermaiyah. Jadi setidaknya semuanya pasti sudah memahami suatu ilmu maiyah, kalau anda disuruh Allah, pasti anda akan dikasih sangu. Begitu pula apabila anda dikasih rizki, maka kita harus menemukan 'amr(perintah)Nya. Simbah lalu menuturkan jika hari ini kita mencoba menemukan bersama 'amr itu tadi.

Untuk menuju kesitu, Simbah mengajak seluruh yang hadir agar terlebih dahulu beres dengan diri kita. Maksudnya, lepas dari segala tendensi-tendensi yang menjadi hijab untuk berproses bersama-sama dalam rakaat panjang ini. Simbah pun lalu menyontohkan suatu ayat dalam Al-Qur'an yang kurang lebih bermakna '. . .Aku akan datangkan kaum yang lain, . . . .' Apakah maksudnya kaum yang lain itu Maiyah? Karena dari banyak sisi maiyah sangat beda dengan Indonesia. 

Niat, perilaku, dan tujan Maiyah beda dengan Indonesia. Seperti terjangkit penyakit kronis, kalau penyakit hati mungkin, ya, ahmaq. Yang tidak akan sembuh kecuali menemui kematian. Maiyah memiliki 'tali sangkan paran' sehingga membuat mau diterjang badai seperti apa, maiyah tidak akan mudah jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun