" Saya tadi masuk ke bandung , isinya baner dan spanduk, udah kayak pilpres. Disini ada gambarnya Bayu, Bahlil Lahadia, dan Bagus, ramai sekali, tapi ramainya, ramai KEKELUARGAAN , ini bedanya HIPMI "
( Jokowi , Presiden RI dalam pembukaan munas HIPMI ke XV Bandung )
Antiklimaks HIPMI, Munas berakhir rusuh dan deadlock hingga waktu yang tidak ditentukan, siapa yang salah ? Siapa yang bertanggung jawab ?
Tidak penting sekarang untuk menyalahkan, tidak penting sekarang utk mencari siapa yang bertanggung jawab, HIPMI harus melakukan otokritiknya, organisasi kader yang telah banyak mencetak pengusaha-pengusaha sukses dan para pemimpin negeri ini untuk pertama kalinya berada di titik nadir perjuangannya, nadir dikarenakan sangat jauh berharap kalau perjuangan ini mampu membantu banyak pengusaha kecil utk mampu survive dalam persaingan ekonomi yang ketat ini , munas kali ini tidak lebih dari sebuah pertunjukan dari perjuangan untuk menunjukka syahwat berkuasa yang begitu kuat menguasai banyak dari kader hipmi saat ini .. Ironis, memprihatinkan .
Hipmi sudah kehilangan marwahnya, ruhnya sudah bukan lagi pada esensi pengabdian, melainkan ada pada kepentingan , mana itu persahabatan?, mana itu kebersamaan ?, semua pupus disaat berbicara kekuasaan, senang untuk saling menjatuhkan .
Saya tidak tahu harus berbicara apalagi, terkecuali muncul satu pertanyaan kepada mereka yang rusuh di munas sana ... :
" Siapa yang berani mengacungkan tangan tinggi-tinggi lalu berteriak, HIPMI mau Hidup, Hipmi mau hancur, Hipmi mau mati sekalipun, Rakyat tidak peduli, pengusaha tidak peduli,toh kita tidak berbekas utk mereka, lalu untuk apa kita disini saling baku hantam, terkecuali kita berada diatas ego kita masing-masing, dan merasa hebat atas itu semua !
Hipmi saat ini berjuang atas nama dirinya .. Menyedihkan .
Taufan Rahmadi | T9
Mantan Sekum Hipmi NTB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H