Mohon tunggu...
Taufanni Maghfira
Taufanni Maghfira Mohon Tunggu... -

IPY SSEAYP 35, 2008.\r\nInternational Relations Dept. University of Riau\r\nClass of 2007\r\nThe Most Outstanding Student in University of Riau 2011\r\n\r\npersonal blog : http://taufanni.blogspot.com\r\n\r\na learner...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Indonesiaku (Bagian I)

18 Juni 2011   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita

sebagai bangsa Indonesia dikenal sebagai sebuah bangsa yang besar di mata dunia. Seyogyanya, memang demikian, karena kita merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan kekayaan alam yang berlimpah, jumlah sumber daya manusia yang banyak dan sejarah perjuangan yang panjang. Semua rakyat Indonesia tentulah mengetahui pendapat-pendapat umum tentang bangsa yang "gemah ripah loh jinawi" ini, namun apakah banyak rakyat Indonesia yang tergerak untuk menciptakan perubahan diri, merekonstruksi semangat perjuangan bangsa menuju INDONESIA yang benar-benar BESAR di mata dunia? Ada serangkaian kalimat yang cukup menggelitik saya sebagai seorang pemuda bangsa ini. "Bangsa-bangsa terbesar dan para tokoh terbesar belajar lebih cepat, lebih banyak, lebih sistematis, dan tidak membuang banyak waktu untuk hal-hal yang tidak berguna" 66 tahun sudah bangsa ini merdeka. Indonesia telah mengalami jatuh bangun melalui berbagai era dan kepemimpinan. Seharusnya, dari pengalaman ini kita semua sebagai bangsa Indonesia dapat belajar banyak hal dan dapat berbenah diri. Belajar lebih cepat, lebih banyak, lebih sistematis dan lebih bersemangat. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura, tentu Indonesia mengalami ketertinggalan. Ini bukanlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah saja. Bangsa ini butuh kita rakyatnya. Keharmonisan, keselarasan dan persamaan persepsi serta tujuan dibutuhkan dalam mencapai sinergisitas antara semua aspek bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun