Milenium ketiga ditandai dengan berbagai fenomena fundamental yang mengubah wacana politik, keamanan dan pertahanan. Fenomena itu adalah perkembangan teknologi, gelombang demokratisasi, interdependensi hubungan antar bangsa. Dengan globalisasi sebagai impuls utamanya, fenomena itu telah memporakporandakan kerangka lama hubungan antarnegara, dan secara berarti mengubah gravitas politik domestik negara-negara. Apa yang selama ini dimengerti sebagai ke[tidak]amanan, sebagai arus pertemuan antara hubungan antar negara dan dinamika yang terjadi dalam suatu negara, mengalami transformasi luar biasa. Peran revolusioner teknologi memaksa untuk menguji ulang pemahaman penulis terhadap sistem politik internasional. Tidak mengherankan, pada masa mendatang, akibat pesatnya teknologi informasi, perang di medan tempur tak lain dari pertempuran berbasiskan informasi. Sudah banyak yang meramal bahwa pertempuran mendatang banyak melibatkan komputer, jaringan internet, satelit dan telepon satelit. Program-program komputer baik yang berupa virus dan sistem keamanan akan menjadi ukuran dari kekuatan sebuah negara. Di negara maju, infrastruktur kunci itu tersambung dengan internet dan ketidaksempurnaan fungsi keamanan jaringan, membuat instalasi-instalasi itu rentan dari serangan, Perang cyber menjerat begitu banyak aktor berbeda melalui begitu banyak cara berbeda sehingga hukum-hukum perang tidak jelas bentuknya. Presiden Barack Obama telah menyatakan bahwa ancaman cyber merupakan salah satu tantangan ekonomi dan keamanan nasional paling serius yang dihadapi AS, kemakmuran ekonomi Amerika pada abad ke-21 akan tergantung pada cybersecurity.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H