Mohon tunggu...
Tatyana
Tatyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Film dan Televisi di Institut Seni Indonesia Surakarta

Saya adalah Seorang Mahasiswa Seni dengan Program Studi Film dan Televisi di Institut Seni Indonesia Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Griya Seni Ekalaya : Pesona Kesenian Jawa yang Mendunia

2 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sanggar Ekalaya (Sumber : Pribadi)

Di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, terdapat sebuah oase budaya yang menjadi pusat perhatian pencinta seni dari berbagai penjuru dunia. Griya Seni Ekalaya, sebuah sanggar seni yang dipimpin oleh pasangan seniman hebat, Ibu Kitsie Emerson dan Bapak Wakidi Dwidjomartono, telah menjadi simbol dedikasi dan cinta terhadap seni pertunjukan tradisional Jawa.

Keunikan Griya Seni Ekalaya

Apa yang membuat Griya Seni Ekalaya begitu istimewa? Salah satu keunikannya adalah mayoritas murid di sini berasal dari mancanegara, khususnya Jerman dan Amerika Serikat. Para murid ini, yang kebanyakan adalah guru atau mahasiswa, datang untuk mendalami seni tradisional Jawa seperti tari, gamelan, dan wayang. "Murid-murid di sini sangat beragam, tapi mereka memiliki kesamaan: cinta yang mendalam terhadap budaya Jawa," ujar Ibu Sumarsih, selaku staf yang sudah lama menjaga sanggar ini. (Sumarsih. Wawancara. 1 Januari 2025).

Ibu Kitsie Emerson, direktur sanggar, membawa pengaruh besar dalam menarik perhatian dunia internasional. Dengan latar belakang sebagai translator wayang, musisi gamelan, dan pengajar seni di berbagai negara, termasuk selama 24 tahun di JIS Intercultural School, beliau memiliki kemampuan luar biasa untuk menjembatani budaya Jawa dengan dunia internasional. Bersama suaminya, Bapak Wakidi Dwidjomartono, mereka menciptakan suasana belajar yang penuh dedikasi dan apresiasi terhadap seni.

Pusat Studi Seni yang Dinamis

Griya Seni Ekalaya tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar. Sanggar ini juga menjadi pusat lokakarya, les privat, dan sesi intensif untuk berbagai seni pertunjukan Jawa. Grup karawitan sanggar, yang bernama Pujangga Laras, menjadi kebanggaan tersendiri. Grup ini sering tampil dalam pagelaran seni yang rutin diadakan sebulan dua kali dan terbuka untuk umum.

Yang lebih menarik, Griya Seni Ekalaya selalu aktif dalam menyelenggarakan pertunjukan pada hari-hari besar, seperti peringatan Hari Wayang Sedunia. "Kami ingin seni pertunjukan Jawa tidak hanya dikenal, tapi juga dicintai oleh semua orang, baik lokal maupun internasional," kata Ibu Sumarsih dalam salah satu kesempatan wawancara.

Pendopo Penyimpanan Gamelan (Sumber : Pribadi)
Pendopo Penyimpanan Gamelan (Sumber : Pribadi)

Menyatukan Dunia Lewat Seni

Dalam opini saya, Griya Seni Ekalaya adalah contoh nyata bagaimana seni dapat menyatukan berbagai budaya. Dengan dedikasi para pendirinya dan antusiasme murid-murid internasionalnya, sanggar ini berhasil menjadi tempat di mana seni tradisional Jawa tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dikembangkan dan dipromosikan ke seluruh dunia.

Griya Seni Ekalaya adalah simbol bagaimana budaya tradisional mampu beradaptasi dan tetap relevan di tengah arus globalisasi. Keberhasilan ini tidak terlepas dari visi besar dan kerja keras para pengelolanya. Tempat ini mengingatkan kita bahwa seni bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang menyampaikan cerita, nilai, dan identitas yang melampaui batas geografis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun