Hayu juga mendirikan sebuah Yayasan Mantasa, bermula ketika masih menjadi seorang mahasiswi Universitas Widya Mandala Surabaya tahun 2004, ini hendak membuat penelitian tentang kandungan gizi mangrove. Sejak tahun 2009 lalu, Dyah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Galengdowo Jombang untuk memanfaatkan tanaman liar sebagai bahan makanan seperti seperti krokot, daun racun, tempuyung, legetan, dan sintrong. Saat ini, Hayu sudah berhasil mengidentifikasikan sekitar 300 spesies tanaman liar. Ia juga berhasil mengundang kalangan akademis dan peneliti untuk menemukan kandungan nutrisi tanaman pangan liar dan berhasil meneliti 10 tanaman pangan liar secara mendalam.
Dampaknya bagi masyarakat desa adalah masyarakat mulai mengkonsumsi lebih banyak tanaman pangan liar dibanding makanan olahan dan terbiasa memelihara tanaman liar. Selain itu, dampaknya bagi Desa Galengdowo adalah desa ini sudah memberikan presentasi di luar negeri mengenai apa yang telah mereka lakukan untuk mengatasi gizi buruk. Usaha dan perjuangannya membuahkan hasil dan dia mendapat Apresiasi Satu Indonesia Awards 2011. Memang sosok Hayu menjadi salah satu yang berjasa dalam memerangi kekurangan gizi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H