Bagi sebagian orang di saat seperti ini waktu adalah jadi bagian yang berharga. Kebanyakan masyarakat yang mencari nafkah di Jakarta, adalah mereka yang mempunyai tempat tinggal di perbatasan Jakarta. Melihat harga sebuah rumah di Jakarta memang tidak terjangkau bagi kami yang hanya seorang pegawai biasa. Untuk mempunyai tempat tinggal yang nyaman pun terpaksa memilih yang jauh dari tempat pekerjaan.
Ibukota menjadi kota tersibuk ketika dihari kerja, orang-orang sibuk mencari rezeki untuk menafkahi keluarganya masing-masing. Jakarta pun akan terlihat senggang dan tenang ketika hari libur. Ini jelas terlihat dari padatnya lalu lintas di tiap jalan protokol. Kemacetan di Jakarta pun menjadi ciri khas ibu kota yang sudah melekat sejak dulu kala.
Ini yang menjadi sorotan dan perhatian pemerintah untuk mengatasi dan memcari solusi kemacetan. Berbagai macam upaya dikerahkan seperti membatasi lalu lintas kendaraan pribadi dengan diberlakukan ganjil genap. Meluncurkan tranpotasi umum, seperti Transjakarta, CommuterLine, MRT dan LRT. Terbukti, walau belum menyelesaikan kemacetan setidaknya transpotasi massal ini sudah bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Menggunakan transpotasi umum ini bisa menghemat waktu dan uang.
Terhitung kemacetan menciptakan kerugian hingga 65 Triliyun setiap tahunnya. Bisa dibayangkan, uang sebanyak itu bisa saja dipakai untuk kemajuan negara ini. Bersyukur dengan kepemimpinan Presiden saat ini. Semua yang menjadi rencana untuk pembangunan di Indonesia sudah terealisasikan sedikit demi sedikit. MRT sudah berjalan dan LRT pun sudah beroperasi di Palembang sejak ASEAN GAMES tahun lalu. LRT sengaja dipercepat untuk memperlancar kegiatan ini, bahkan sengaja di GRATIS kan.
Pembangunan LRT ini pun melibatkan semua pihak. Semoga saja LRT cepat beroperasi di Jabodebek.