Membahas anak sekolah pasti tidak akan lepas dari yang namanya jajanan. Di setiap sekolah pasti ada saja pedagang yang menjajakan dagangannya. Jajanan yang ditawarkan para pedagang ini kebanyakan dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau. Selain itu, warnanya juga tampak menarik sehingga anak-anak tergiur untuk membeli dan mengonsumsinya.
Di balik daya tarik tersebut, tak jarang penjual jajanan mencampurkan bahan pewarna buatan maupun bahan pengawet yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak. Bahkan oleh orang dewasa sekalipun.
Jika terus mengonsumsi jajanan yang tidak sehat ini tentu akan berdampak negatif pada kesehatan anak-anak.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan, proses tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh nutrisi dan stimulasi. Asupan nutrisi yang berkualitas harus memenuhi kaidah gizi seimbang, baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan juga air. Nutrisi tersebut dapat dipenuhi melalui makanan utama dan makanan selingan termasuk jajanan.
Oleh karena itu, jajanan sekolah sebagai makanan selingan harus menjadi perhatian bersama. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan jajanan anak adalah kandungan nutrisi, jumlah kalori, higienitas serta kandungan bahan tambahan pangan (BTP).
Melarang anak untuk membeli jajanan sama sekali bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anak jajan sembarangan adalah dengan mengajarkan anak untuk menghindari jajanan yang berbahaya.
Anak perlu dibiasakan memilih jajanan sehat dengan melihat tampilan dan cara memasak makanan. Hal ini agar anak tidak memilih makanan atau minuman dengan penggunaan pewarna berlebih serta penggunaan gula, garam, atau minyak berlebih dan lain sebagainya. Orang tua juga dapat turut menyeleksi dan mencoba agar tahu rasa dari jajanan tersebut, atau dengan membiasakan membawa bekal makan minum dari rumah juga bisa menjadi cara terbaik agar anak tidak selalu jajan. Selain itu orangtua juga bisa membuatkan anak jajanan yang diinginkan dengan lebih sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H