Mohon tunggu...
hartati bahar
hartati bahar Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Muda yang ingin menjadi Queen Bagi anak-anaknya

indahnya hidup bukan seberapa banyak orang mengenal anda, tetapi seberapa banyak orang bahagia mengenal anda:)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Sulitnya Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Rutin Pada Awal Kehamilan

28 Agustus 2014   06:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:19 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kehamilan adalah anugerah bagi seorang perempuan. Alamiahnya setiap perempuan yang mengalami  kehamilan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis, karenanya selama masa ini seorang perempuan perlu mendapatkan perhatian dan perawatan khusus. Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil dikenal dengan istilah ANC (antenatal care) yakni pemeriksaan berkala4 kali selama kehamilanya; 1 kali pemeriksaan di trimester satu (usia 1-3 bulan kehamilan), satu kali pemeriksaan di trimester dua (4-6 bulan kehamilan), dan dua kali pemeriksaan pada trimester kedua (7-9 bulan kehamilan).

Sayang sekali dalam perkembangannya banyak kendala dalam pelayanan dan perawatan kehamilan ini.Biasanya ibu hamil berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan setelah  trimester kedua kehamilan. Jlika ada yang berkunjung pada awal kehamilan dikarenakan ibu mengalami gangguan dan keluhan hingga perlu mendapatkan perawatan. Banyak alasan yang dikemukan oleh ibu hamil mengapa enggan memeriksakan kehamilannya sejak awal kehamilan. Beberapa alasan akan dirangkum dalam tulisan berikut ini:


  1. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pertama kali pada trimester kedua disebabkan pandangan bahwa pemeriksaan kehamilan baru boleh dilakukan saat kehamilan dianggap kuat (kandungan ibu di anggap kuat nanti setelah melewati usia trimester pertama).
  2. Kepercayaan pada budaya pamali (tak boleh dipegang dan keguguran juga menjadi faktor yang menghambat ibu hamil memeriksakan kandungannya ke pusat-pusat pelayanan kesehatan.
  3. Ibu hamil tidak mengetahui kehamilannya karena masih menggunakan alat kontrasepsi hormonal (Pil dan suntik).
  4. Pengalaman pertama hamil (kehamilan anak pertama).
  5. Fasilitas posyandu yang kurang memadai (tidak ada tempat duduk bagi ibu hamil selama menunggu).
  6. Kepercayaan akan budaya ‘pamali’ jika keluar rumah di awal-awal kehamilan akan membahayakan kehamilan.

Well dari beberapa sebab di atas, aspek sosial budaya ternyata masih mendominasi. Secara umum masih sangat lazim adanya kepercayaan-kepercayaan tertentu menyangkut ibu hamil dan anak yang dikandungnya, sehingga ibu hamil dikenakan banyak keharusan atau larangan tertentu yang berlaku selama kehamilan. Disisi lain ada beberapa risiko yang ditimbulkan saat kunjungan K1 (kunjungan di trimester satu kehamilan) terlewatkan, salah satunya ditemukan ibu hamil mengalami lemas, letih dan loyo juga ditemukan ibu hamil yang mengalami kurang gizi termasuk anemia defesiensi besi yang bisa membahayakan kehamilan ibu.

Itulah beberapa alasan yang bisa kami rangkum mengapa ibu hamil sulit melakukan pemeriksaan kehamilan rutin pada awal kehamilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun