Mohon tunggu...
hartati bahar
hartati bahar Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Muda yang ingin menjadi Queen Bagi anak-anaknya

indahnya hidup bukan seberapa banyak orang mengenal anda, tetapi seberapa banyak orang bahagia mengenal anda:)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Ahli Copy Paste

28 Februari 2014   12:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:23 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu adalah manusia pertama yang dikenal seorang anak di dunia ini,. Ibu bahkan dari dalam kandungannnya pun anak telah menghafal alunan nadinya.., ibu di setiap hembusan nafasnya tercurahkan doa dan harapan untuk kebahagian anaknya., ibu sepanjang umur dunia tak pernah lelah menyemai subur kehidupan dengan cinta dan sayangnya,. ibu dikau adalah ratu kehidupan pemberi warna pada hitam putih di kehidupan ini..

Alangkah beruntungnya jika anak memiliki ibu yang sadar akan peranannya sebagai pendidik utama bagi buah hatinya, ditangannyalah akan terlahir anak-anak hebat kebanggaan dan teladan bagi umat., saat kehidupan semakin permisifi (serba boleh) dan hedonis (pengagungan materi/kesenangan jasadiah) ibu tangguh mampu menanamkan bekal melalui semua itu dengan kecintaan kepada Allah, kerinduan kepada Rasulullah, kedekatan dengan Alquran dan kebanggaan kepada Agamanya.Anak hebat tidak akan terlahir secara instan, makhluk kecil itu adalah kertas kosong, ibunyalah pemberi warna hari-harinya.

Alhamdulillah, tanpa sengaja hari ini saya diberi kesempatan menjadi saksi pewarnaaan itu, sebuah pemandangan menyejukkan mata dan meyentuh hati. Dia dengan wajah polos dan suara cadelnya anak yang belum lagi 4 tahun mampu melafadzkan ayat-ayat Alquran dengan fasih, saya bahkan sempat mengetes sendiri dengan membacakan surah an-naziat, berhenti, dan dia secara otomatis menyambung bacaan saya..Subhanallah, siapa yg tidak tersentuh.. saya bukan ibunya tapi ingin sekali mengusap kepalanya, menyentuh ujung rambutnya, menggenggam jari jemarinya yang lembut seraya berdoa semoga keberkahan dan kasih sayang Allah senantiasa tercurah padamu hai pemuda kecil. Sambil mengemudikan mobil ibunya berkata tak pernah memberi pelajaran khusus pada anaknya untuk menghafal, anak itu hanya menyaksikan dan mencontoh perilaku ibunya yang senantiasa melafadzkan Alquran dan dia meng-copy paste hafalan ibunya..hiks..anak tangguh sungguh lahir dari ibu yang tangguh.. terharu..

Saya jadi ingat kisah Uwais al Qarni, generasi tabiin yang terkenal sebagai manusia langit, seorang hamba Allah yang tersohor karena baktinya pada ibunya, beliau rela memangku ibunya dengan kedua tangannya dari Yaman menuju Mekkah hingga kembali lagi ke Yaman untuk menunaikan ibadah haji. Dalam perjalanan pulang ibunya bertanya: “Uwais, apa yang kamu berdoa sepanjang kamu berada di Mekah?”. Uwais menjawab: “Saya berdoa minta supaya Allah (SWT) mengampunkan semua dosa-dosa ibu”.Ibunya bertanya lagi: “Bagaimana pula dengan dosa kamu uwais?”. Uwais menjawab: “Dengan terampun dosa ibu, ibu akan masuk syurga, cukuplah ibu ridha dengan saya, maka saya juga masuk syurga”.Ahh, kisah ini selalu mengharu biru, tetap saja masih berkaca-kaca setiap membacanya kembali. Uwais memang sosok teladan, dan ibu Uwais juga manusia dengan berjuta keutamaan. Beliu mampu mencetak uwais sebakti ini pada orang tua. Siapakah uwais? Tak pernah bertemu Rasulullah tetapi beliau di sebutkan oleh Rasulullah SAW kepada Umar al-Khattab ra dan Ali bin abi tholib ra untuk mengenali Uwais al-Qarni sebagai seorang yang soleh dan derajatnya ditinggikan sehingga dia menjadi seorang yang doanya paling makbul.

*Luar biasa, sungguh hari yang menakjubkan.

"Rabbana hablana min azwajina wadzuriyyatina qurrata a'yunin waj'alna lilmuttaqiina imaama"

"Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Furqan: 74)

“Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan untuknya.” (HR. Muslim)

Kendari, 27 Februari

@tatikbahar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun