Mohon tunggu...
hartati bahar
hartati bahar Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Muda yang ingin menjadi Queen Bagi anak-anaknya

indahnya hidup bukan seberapa banyak orang mengenal anda, tetapi seberapa banyak orang bahagia mengenal anda:)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Hari Kesehatan Nasional: Sehat Bangsaku Sehat Negeriku!

12 November 2014   03:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:02 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besok 12 november 2014 kita memperingati hari kesehatan nasional (HKN). Peringatan ke-50  ini mengusung tema sehat bangsaku, sehat negeriku. Harapan dan impianyang tidak muluk-muluk dalam perjalanan panjang peringatan usia setengah abad peringatan HKN.

SEHAT sebuah jargon yang bagi sebagian orang menyikapinya tidak seserius menyikapi kondisi sakit. Paradigma berbeda menyikapi sehat dan dan sakit, dalam banyak hal pengorbanan besar akan dilakukan ketika sakit untuk menjadi sehat kembali, hal ini tentu berbeda dengan pengorbanan di kala sehat untuk mempertahankan kondisi sehat itu sendiri. Paradigma kita sebagian besar masih berorientasi pada aspek kuratif dan rehabilitatif jikatidak ingin dikatakan mengabaikan aspek promotif dan preventif.

Mari menilik sejenak data kesehatan nasional dalam riskesdas 2013. Data yang dilansir oleh Kementrian Kesehatan tahun lalu ini cukup memberikan potret sekilas peta kesehatan nasional betapa upaya promotif dan preventif masih harus terus diupayakan. Ada beberapa indikator yang mengindikasikan hal ini. Salah satunya adalah masalah gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).

1.Prevalensi gizi kurang pada balita memberikan trend yang fluktuatif dari 18,4 persentahun 2007, turun menjadi 17,9 persenpada tahun 2010, kemudian meningkat lagi 19,6 persenpada tahun tahun 2013.

2.Peta status gizi balita dimasa lalu (stunting/pendek) masih menjadi masalah serius dengan angka nasional mencapai 37,2 persen.

3.Status imunisasi juga masih dijumpai 32,1 persen balita diimunisasi tetapi tidak lengkap, serta 8,7 persen yang tidak pernah diimunisasi, dengan alasan takut panas, sering sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/repot.

4.Posyandu sebagai sarana melakukan pemantauan pada tumbuh kembang balita juga menarik perhatian. Persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3 persen (2013). Dari data ini kita berasumsi bahwa posyandu masih memiliki banyak tantangan ke depan.

5.Demikian pula dengan ASI Eksklusif,persentase pemberian ASI eksklusif dalam 24 jam terakhir dan tanpa riwayat diberikan makanan dan minuman selain ASI pada umur 6 bulan hanya mencapai 30,2 persen.

Ini hanya sedikit dari sekian banyak indikator kesehatan masyarakat dalam riskesdas 2013. Banyak indikator lain tetapi indikator sttaus gizi balita penting untuk diangkat mengingat status gizi merupakanfaktor yang berpengaruh pada kualitas SDM. Bagaimana mencetak SDM yang cerdas, kreatif, inovatif dan produktif? sangat ditentukan oleh kualitas status giazi hari ini dan balitasebagai periode penting tumbuh kembang anak jika tidak tertangani dengan baik akan mengurangi kualitas SDM kelak.

Data riskesdas 2013 menunjukkan KIA masih harus menjadi fokus utama pembangunan kesehatan. Usaha penyehatan bangsa di negeri ini masih menempuh jalan panjang, aspek promotif dan preventif harus menjadi garda terdepan, promosi kesehatan masih harus terus digalakkan, pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi tak boleh berhenti. Ini tugas berat, tentu saja! Karena itulah kita ada, itulah sebuah kalimat yang selalu ada pada hampir setiap postingan di sebuah milis PERSAKMI. Kalimat sederhana tetapi *inspiring_SKM !! Be a miracle: Sehat Bangsaku, Sehat Negeriku!!


Pustaka: Data Riskesdas 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun