Mohon tunggu...
Tatia Traveller
Tatia Traveller Mohon Tunggu... Penulis - Sosiologist, Ibu tiga anak yang suka menulis, traveling dan makan enak.

Penulis buku Cara Mencegah Selingkuh dan Cerai, Cegah dan Deteksi Kanker Serviks, Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah Kecanduannya, Love and Shock, Hidangan Fav Mediterania. Sosiolog, dan pemerhati the whole universe. Menetap di Yunani sejak 2003. Saat ini sedang senang menulis tentang kesehatan, mind and body.http://www.tatiatravels.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

DEWA-DEWI YUNANI YANG MEMUKAU

6 November 2014   00:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:32 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415183381470799453

Hampir 12 tahun saya menetap di Yunani. Semakin hari terasa semakin mencintai negeri ini. Saya menjadi saksi saat Yunani masuk Uni Eropa. Saat penduduk Yunani berbondong ke bank menukarkan mata uang drachma menjadi euro pada tahun 2002. Hingga krisis yang melanda Yunani sejak empat tahun lalu. Saya pernah menulis tentang krisis di Yunani beberapa waktu yang lampau. Dampak krisis yang terlihat jelas adalah semakin banyak toko-toko dan kantor yang tutup. Namun tempat keramaian dan cafe-cafe masih tetap tampak ramai.

Gaya hidup orang Yunani tidak berubah walau pun terkena krisis. Kemungkinan kekuatan mental orang Yunani dikarenakan filosofi hidup mereka. Dan selalu terdengar perkataan " O Theos boitos" artinya Tuhan akan membantu. Jika dikatakan orang Yunani malas. Saya tidak bisa menilai secara obyektif. Karena pernah saya cetuskan ke teman saya orang Inggris yang sudah lama menetap di Yunani. Judith namanya. Judith yang sudah 23 tahun menetap di Yunani; mengatakan "Orang Yunani tidak malas! Saya banyak melihat orang Yunani kerja keras dengan dua jenis pekerjaan."

Ada benarnya yang dikatakan oleh Judith. Saya melihat banyak pegawai pemerintah atau pegawai di  perusahaan swasta yang bekerja siang dan malam. Ada  yang menilai orang Yunani  pemalas karena mereka punya budaya tidur siang sehingga tampak toko-toko tutup dari jam 14.00 sd 17.00. Juga para pemilik toko yang protes saat pemerintah meminta agar toko dan supermarket buka pada hari Minggu.Orang Yunani justru paling rajin dalam hal bersih-bersih. Sampai jalanan dan tempat umum dibersihkan khusus. Rumah-rumah orang Yunani senantiasa bersih dan rapi.

Krisis yang melanda juga tidak membuat orang Yunani berubah perilakunya. Dalam hal ini memang tingkat krimininalitas naik. Tetapi bukan orang Yunani yang melakukan kejahatan seperti; mencuri, membongkar rumah orang, atau pun tindakan kriminal sejenis. Justru orang gypsi dan para pendatang dari Balkan seperti Albania, Armenia, Bulgaria dan sekitarnya yang sering tertangkap melakukan tindakan kriminal. Contohnya saja; copet yang sering beroperasi di bukit Acropolis biasanya 3 orang wanita kebangsaan Armenia. Sudah ditangkap polisi berkali-kali ditahan 3 bulan lalu dilepas dan kembali beraksi lagi. Kalau gypsi memang sudah profesi mereka mencuri. Rumah kami pernah kehilangan laptop dan 2 mobile phone saat saya lupa menutup pintu rumah. Juga sepeda anak saya dicuri di halaman rumah.

Kenapa saya betah menetap di Yunani?

Betah karena orang Yunani bersikap sangat baik dan bersahabat sekali. Orang Yunani menghormati dan sering membantu orang asing. Orang Yunani juga sikapnya  tidak tegaan. Karena saya menikah dengan orang Yunani, mereka sebut saya sebagai  "ellenida" artinya perempuan Yunani.  Karena saya sering bepergian, tetangga juga sering membantu menjaga anak dan melihat rumah saya. Persahabatan dan kekeluargaan orang Yunani mirip dengan kondisi di Indonesia.

Selain sifat orang Yunani yang sangat bersahabat dan suka membantu. Saya juga jatuh hati pada keindahan alam Yunani. Saya sering bepergian ke beberapa negara di Eropa. Keindahan Yunani sangat unik, berbeda sekali dengan negara lain. Setiap pulau di Yunani membuat saya tertarik dan merasa bahagia menginjakkan kaki. Pulau Santorini membuat saya tenang 'peace of mind" seperti ada roh yang masuk membuat hati tenang saat melihat pemandangan caldera. Pulau Patmos, yang membuat saya seperti kembali ke rumah sendiri. Pulau Crete yang membuat saya seperti kembali ke masa kanak-kanak; ceria dan riang. Pulau Mykonos yang tidak membosankan. Pulau Rhodos yang membuat saya antusias setiap kali kembali menginjakkan kaki di sana. Pulau Zakinthos yang membawa saya seolah berada di sebuah surga saat telapak kaki telanjang menyentuh pasir putih lembut di Ship wrecknya. Tidak ada kelelahan saat saya mendakai 550 anak tangga menaiki biara di bukit Meteora; Kalambaka. Thessaloniki; kota yang merupakan favorit saya. Bukan karena ada restaurant Indonesia milik Mbak Winni tetapi ketenangan hati dan keindahan kota tersebut  yang membuat saya betah dan selalu ingin kembali.

12 Dewa Yunani; 6 Dewi dan 6 Dewa menaburkan pesonanya pada saya sehingga membuat saya  tetap bertahan dan berjuang sekuat tenaga membesarkan anak di negara yang disebut sebagai Ellada oleh orang Yunani. Keindahan dan kebersihan setiap sudut tempat di Yunani membuat saya merasa Yunani sebagai negara kedua setelah Indonesia.

November bulan panen buah zaitun.  Hanya di Yunani saya melihat banyaknya buah zaitun jatuh bertebaran di tanah. Harum wangi minyak extra virgin olive oil; saya temukan disini. Juga saat buah lemon di depan rumah tetangga mulai menguning. Matahari  tetap bersinar terang walau pun udara dingin sangat menyengat. Sehingga rasa rindu kembali ke tanah air bisa diatasi.

Elefsina, 5th November 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun