Jika pernah mendaki gunung atau berjalan di sekitar pegunungan, Â tanaman dengan tubuh kecil, dahan menyebar dan berpucuk merah ini akan mudah ditemui. Tanaman yang cukup terkenal di kalangan para pendaki.
Di daerah sunda, tanaman ini dikenal dengan nama cantigi, Selain memiliki  daun yang rimbun dan dahan yang cukup kuat, cantigi ini memiliki buah yang dapat dimakan langsung dengan rasa manis jika sudah masak ditandai dengan warna ungu kehitaman.
Secara empiris atau berdasarkan pengalaman turun temurun, daun muda dari cantigi dapat digunakan sebagai obat awet muda, tak salah jika masyarakat sekitar banyak memanfaatkannya sebagai lalapan.Â
Air rebusannya dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri juga turunkan demam. Bisul pun dapat diobati dengan tumbukan daun ini.
Lokasi tumbuh di daerah yang cukup tinggi, rata-rata 1000 meter di atas permukaan laut, perdu cantigi ini belum banyak diketahui bahwa ternyata kaya akan manfaat secara ilmiah. Tidak hanya daunnya tetapi batang maupun buahnya memiliki banyak kegunaan.
Dari penelitian yang ditulis Dr. Ana Yulyana, M. Farm dalam disertasinya, Cantigi  dengan nama latin  Vaccinium varingiaefolium Blume Miq ternyata terbukti secara ilmiah memilki banyak khasiat. Â
Ana, seorang peneliti cantigi kali ini meneliti buah cantigi yang tumbuh di Kawasan Hutan Gunung Tangkuban Parahu, serta Gunung Papandayan, Jawa Barat setelah sebelumnya telah meneliti daun cantigi yang dapat digunakan sebagai anti kanker.
Buah serta daun cantigi banyak mengandung fenol, flavonoid, antosianin, Tiga zat serangkai yang memiliki aktivitas antioksidan dan ini dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sindrom metabolik.
Saat ini, sindrom metabolik merupakan masalah yang cukup besar di masyarakat modern karena perubahan gaya hidup juga pola makan dan pada akhirnya memicu  untuk terjadinya gangguan kesehatan. Â
Berikut penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik
- Â Hipertensi/ tekanan darah tinggi
- Â Diabetes/kencing manis
- Â Kardiovaskular
- Â Hiperlipid