Mohon tunggu...
Tati Rahmawati
Tati Rahmawati Mohon Tunggu... Apoteker - apoteker komunitas

apoteker yamg berpraktik di sebuah apotek. Selain beraktivitas dengan profesinya, tergabung pula dalam komunitas relawan dan Apoteker Tanggap Bencana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Miris, Lagu Anak-anak Terancam Punah

28 September 2023   15:40 Diperbarui: 28 September 2023   15:46 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi rahma_trt

Beberapa tahun lalu sekitar tahun 2018, saat menjadi relawan di Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau (KIJP) dan bertugas di kepulauan Seribu,, kami mencoba mengenalkan kembali lagu anak saat bermain bersama. Meski saat itu teknologi belum secanggih saat ini, namun lagu anak dirasakan mulai jauh dari telinga. Lagu Peramah dan Sopan dinyanyikan bersama anak-anak saat bermain di sana, agar pesan dalam lagu ini diingat oleh mereka lagu ini terus kami ulang-ulang. Menjadi anak yang tidak sombong, tidak suka bohong agar disukai oleh teman-teman begitulah pesan yang ingin disampaikan dari lagu ciptaan Pak Dal

Karakteristik lagu anak pada umumnya dibuat dengan lirik dan melodi yang sederhana, membawa suasana ceria sehingga cukup mudah untuk dihapalkan dan dinyanyikan. Tetapi, seiring berjalannya waktu sepertinya lagu anak mulai ditinggalkan. Arus deras ragam lagu dan jenis musik sepertinya menggilas keberadaan lagu anak. Generasi  setelah Tasya, Sherina, Tina Toon, Joshua rasanya semakin sulit ditemukan.

Minggu lalu, saya dan beberapa teman mengajak anak-anak bermain ular tangga raksasa. Saat lembar permainan dibentangkan dan bantal dadu sudah siap untuk dimainkan kemudian anak-anak saya minta bernyanyi bersama untuk menambah keceriaan dan semangat sebelum bermain.

dokumentasi rahma_trt
dokumentasi rahma_trt

"Lagu ular tangga panjangnya bukan kepalang, bisa?", tanya saya. Dan dijawab serentak tidak bisa. Rupanya mendengar lagu itu pun belum pernah. Kemudian saya tawarkan lagu lain seperti gelang si paku gelang, ternyata mereka pun bilang tidak hapal.  Tanpa putus asa, saya kembali tanya mereka lagu  Di sana senang, di sini senang, dan sama jawabannya belum hapal. Akhirnya saya meminta mereka menyanykan i lagu anak yang hapal. Salah seorang anak mengatakan lagu Cicak di Dinding saja ya Kak, dan kami pun semua berbaris, berjalan berkeliling sambal menyanyikan lagu itu berulang kali.

Miris bagi saya,karena seusia mereka lagu anak-anak tidak ada dalam ingatan.

Usia anak-anak memang sebaiknya menyanyikan lagu anak-anak. Namun, banyak hal yang membuat lagu ini tak terdengar lagi. Regenerasi penyanyi cilik sangat minim, jika pun ada ternyata mereka lebih banyak menyanyikan lagu untuk usia dan tema dewasa.. Kecanggihan teknologi yang serba mudah dan cepat juga tak mungkin dihindari. Semua menjadi mudah untuk akses lagu di aneka platform yang ada, namun sayangnya anak-anak tidak tertarik untuk menyanyikan lagu anak.

Kondisi seperti ini butuh peran orang dewasa juga para orang tua. Lagu anak masih ada, namun tidak banyak anak-anak yang mengetahuinya. Masa anak-anak adalah masa yang memungkinkan mereka menyerap aneka informasi dengan sangat cepat. Jika lagu anak sering diperdengarkan rasanya mereka tidak hanya ingat namun juga hapal dan dapat menyanyikannya,

Yuk, perdengarkan kembali aneka lagu anak di lingkungan rumah untuk anak-anak kita. Para guru di sekolah taman kanak-kanak juga sekolah dasar bisa menambah porsi ide kreativitas mengajar dengan memperdengarkan lagu anak. Pesan baik dalam lagu anak begitu mudah dicerna. Jangan biarkan generasi anak sekarang tidak tahu dan tidak mengingat lagu anak-anak. Cegah kepunahannya dengan segala upaya yang kita bisa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun