Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki yang Torehkan Luka

29 November 2022   15:55 Diperbarui: 4 Juni 2024   16:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Lelaki yang Torehkan Luka

Oleh: Tatiek R. Anwar

Pagi itu kau datang tanpa kata

Tapi dari matamu kutahu

Lelakimu kembali torehkan luka 

Baca juga: Luka Bernama Rindu

Entah untuk kali keberapa

Engkau wanita yang menjunjung tinggi sang nahkoda

Tak sanggup tinggikan suara meski nyata salahnya

Kau rela lakukan segala 

Baca juga: Mengingatmu, El

Agar lelakimu tak terbebani tugas yang menurutnya remeh temeh

Baca juga: Semua Sebab Cinta

Kaulah penjaga yang senantiasa memelihara 

Harta dan kehormatannya agar tinggi di hadapan manusia

Kau bebaskan prasangka dengan menaruh kepercayaan penuh

Agar dia bisa mengangkasa 

Namun, ketulusanmu telah ternoda

Sayap kepercayaan yang kaubentangkan 

Dia kepakkan tuk berkelana menuju kebebasannya

Berkali sayap itu mengantarnya hinggap pada dahan yang salah

Berkali pula lisanmu basah dengan penerimaan maaf

Namun, sesuatu yang dilakukan berulang 

Tak lantas membuatmu terbiasa

Torehan yang sama pada luka lama

Meninggalkan lara yang dalam, perih, dan melumpuhkan

Wajahmu memang tak lagi banjir air mata 

Namun, bara yang tersimpan di iris cokelatmu

mewakili apa yang kau simpan dalam jiwa

Terlebih ketika kau katakan

Api dalam dada ini takkan pernah padam meski ragaku berkalang tanah

Sudut inspirasi, 29 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun