Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Yuwaraja

25 April 2022   03:30 Diperbarui: 30 April 2022   22:46 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chateau De Chambord, Kastil dalam film Beauty and The Beast, sumber: todayline.me

Raja dan Ratu Kerajaan Bintang Barat diiringi pengawal khusus kerajaan. Sepuluh meter di belakang rombongan raja, putri Kerajaan Bintang Barat menunggang kuda diiringi beberapa orang prajurit wanita.

Meski menunggang kuda, Putri Kania Ekavira tetap terlihat anggun dalam pakaian kebesarannya. Senyum yang ia tujukan pada para tamu undangan semakin memancarkan kecantikan wajahnya.

Putri Kania diapit dua orang pengawal wanita yang juga menungang kuda. Tiba di kursi yang diperuntukkan Raja dan keluarganya, dua pengawal wanita membantu sang putri turun dari tunggangannya.

Satu orang pengawal mengantar Putri Kania hingga duduk, lalu ia berdiri tak jauh dari sang putri. Sedangkan seorang pengawal lagi kembali ke kuda tunggangan, lalu mengarahkannya ke arena balap.

Sontak pandangan para undangan tertuju ke arahnya, termasuk Pangeran Arya. Rupanya pengawal itu adalah peserta terakhir yang ditunggu, sehingga ketika ia masuk dalam barisan, lomba pun segera dimulai.

Chateau De Chambord, Kastil dalam film Beauty and The Beast, sumber: todayline.me
Chateau De Chambord, Kastil dalam film Beauty and The Beast, sumber: todayline.me

Para peserta lomba yang sudah terlatih mengendalikan kudanya dengan tangkas dan sigap mempersiapkan busur beserta anak panahnya.

Pengawal putri Kania yang menjadi satu-satunya peserta wanita memimpin di arena balap. Ketangkasan pengawal wanita dalam membidik sasaran di lima titik mendekati sempurna, menimbulkan decak kagum para penonton.

Sejak saat itu sosok pengawal wanita di perlombaan 'horseback archery' tak pernah pupus dari ingatan Arya Atmadilaga. Ketangkasannya mengendalikan kuda, ketepatan membidiknya, dan senyum secerah mentari yang menghiasi wajah cantiknya ketika memberi penghormatan pada para penonton masih tergambar jelas di pelupuk mata Arya.

Seruni Larasati, sang pengawal wanita, adalah seorang putri panglima perang yang wafat dalam sebuah pertempuran melawan para pemberontak. Baktinya pada sang ibu, kehalusan pekerti, dan tutur kata yang lembut menjadikan Seruni semakin istimewa.

Cinta adalah anugerah istimewa yang dimiliki setiap insan. Cinta sejati akan menemukan muaranya tanpa perlu dikendalikan dan tanpa bisa memilih. Hal itulah yang terjadi pada Arya Atmadilaga. Panah asrama yang diharapkan bersarang di hati Putri Kania Ekavira, justru berlabuh di hati sang pengawal, Seruni Larasati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun