Mohon tunggu...
Tatiek R. Anwar
Tatiek R. Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Perajut aksara

Penulis novel Bukan Pelaminan Rasa dan Sebiru Rindu serta belasan antologi, 2 antologi cernak, 3 antologi puisi. Menulis adalah salah satu cara efektif dalam mengajak pada kebaikan tanpa harus menggurui.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buih Tak Bermuara

16 Desember 2021   11:27 Diperbarui: 3 Januari 2022   05:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Kompas.com

Buih Tak Bermuara

Oleh: Tatiek R. Anwar

Apalah arti sujudku
Jiwa merindu pujian semu
Apalah arti telunjuk tegak di sepertiga malam
Lakuku langgar janji suci dengan-Mu

Apalah arti tangan di atas
Serapah sakiti tangan tengadah
Apalah arti senyum rekah
Sebalik lisan menyisa ngilu

Apalah arti tirakatku
Nestapa yatim tak lembuti kalbu
Apalah arti ujar laksana tebu
Tutur tuk pintu surga selaksa sembilu

Apalah arti kemegahanku
Jejak tak lahirkan bangga zuriyatku
Apalah arti thawaf agungkan nama-Mu
Buhul suci tak jua ikat hatiku

Sungkur wajah tundukku
Basah lisan sebut nama-Mu
Tinggi tangan tersebab derma
Mulia nama bangun rumah-Mu
Esensi agung amal tersebab Rahim-Mu

Semua kan lebur
Debu
Hilang
Musnah
Buih
Jika tak bermuara pada cinta-Mu

Tangsel, 16 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun