"Alhamdulillah... Allahu Akbar!"
Ucapan hamdalah dan takbir bergema di aula masjid Al Ihsan berukuran 14 x 8 meter. Keharuan meliputi Hadi, Allah sudah memberinya kesempatan kedua. Tampak jelas netranya memancarkan kebahagiaan. Hadi yang kini sudah bisa berdiri lebih lama dengan kruknya, menitikkan air mata keharuan. Janjinya pada sang ayah, Ihsan, tunai sudah.
***
Dua tahun lalu...
"Hadi, batalkan perjanjian dengan investor itu!" perintah ayah, pelan tapi tegas.
Hadi menatap ayah tak percaya.
"Tidak akan pernah, Ayah. Ini kesempatan besar untuk kemajuan usaha Hadi. Teman-teman Hadi bahkan untuk mendapatkan akses dengan mereka saja sulit. Sedangkan Hadi sudah menggenggam mereka dan sangat dimudahkan dalam proses pengembaliannya." terang Hadi.
Selama empat tahun, setelah lulus kuliah, Hadi menekuni usaha garmen. Meski berat mengawali usaha dari nol, tapi perlahan usaha Hadi menunjukkan peningkatan yang signifikan. Produk garmen yang Hadi kelola sudah mulai dikenal di beberapa kota besar di Indonesia. Tidak mudah membesarkan usaha dengan dana terbatas. Dan kini, kesempatan itu menghampiri dengan adanya investor yang menanamkan modal di usaha garmennya.
"Hadi, transaksi yang kamu lakukan dengan investor tersebut adalah transaksi ribawi. Allah memberi peringatan keras kepada pelaku riba. Sesukses apapun bisnis yang dijalani, tidak akan memberi kebahagiaan dan keberkahan." Ayah kembali mengingatkan.
"Tapi, Ayah, Hadi tidak pernah lupa membayarkan zakatnya dan mengeluarkan sedekah bagi yang membutuhkan. Bukankah sedekah bisa menghapus dosa?" tampik Hadi.