Mohon tunggu...
Tatiana Dayana
Tatiana Dayana Mohon Tunggu... Buruh - Makhluk Neverland

Aku bukan penikmat rindu, kopi, senja. Aku penikmat Kamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Katak dalam Tempurung (Titik Nadir)

10 April 2020   20:09 Diperbarui: 10 April 2020   20:19 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Bagaimana jika semua waktu yang telah berlalu kerap menjadi ancaman untuk hidup ke hari depan?"

Ah, tak mengapa. Aku cuek saja. Kadang merasa asing ditengah keramain menjadi masalah yang kerap terjadi, pada diriku.

Begitu Tuhan membolak-balikkan kenyataan hidup. Wajar saja semua yang tak wajar disuruh singgah menemani langkah, karena tak salah melawan arah. Bahkan tersesat juga bukan sebuah aib. Hanya saja kadang kita mengacuhkan diri sendiri. Sebuah pilihan tidak mudah, kudu bijak saja. Harus selektif saja. Harus bertanggung jawab saja. Hei, dunia ini milikmu jua. Jika mereka bisa tertawa karena sama, kita juga bisa terbahk-bahak karena berbeda. Semesta menampilkan senja agar makna siang hari tak terlupa oleh gelapnya malam. Hingar-bingar kehidupan tak semerta hitam, putih, dan abu-abu. Ada warna lain untuk dinikmati pesonanya. Berterimakasihlah sudah mampu melewati segala yang dilewati, dimasa semuda ini. 

Terpenting bagi kita adalah bagaimana menjadi manusia yang manusia yang dibentuk dari simfoni "coba". Pada akhirnya bukan hanya kenangan yang kita punya, tapi juga hiburan untuk menertawai kesalahan dari pilihan kita. Cerita-cerita hidup yang tak monoton, digilas berkali-kali, jatuh berkali-kali, ditertawakan berkali-kali, diceritakan dari mulut ke mulut. Bebas. Hidup perlu asupan untuk sebuah perubahan. Masa depan menunggu itu untuk nanti kita yang sedang nadir saat ini duduk disinggasana memungut yang dulu mengutuk. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun