Mohon tunggu...
Tatiana Pramudya Regita
Tatiana Pramudya Regita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi Universitas Sebelas Maret

Saya merupakan orang yang tepat waktu dan rajin sehingga mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan hasil memuaskan. Hobi saya membaca buku. Saat ini sedang mengikuti UKM Lembaga Pers Mahasiswa di kampus sehingga saya banyak belajar tentang hal tulis menulis dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia dalam Menghadapi Disintegrasi Bangsa

23 Mei 2022   21:17 Diperbarui: 23 Mei 2022   21:18 1918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Hidup dalam keberagamaan bukanlah suatu hal yang mudah. Negara ini perlu waspada akan ancaman disintegrasi bangsa. Keanekaragamaan menjadikan bangsa ini rentan akan terjadinya konflik. Konflik-konflik yang tidak dapat diatasi dengan baik akan berdampak pada keutuhan bangsa Indonesia.  

Rasanya bangsa ini tidak akan terlepas dari masalah disintegrasi bangsa. Mengapa? Karena manusia-manusianya tidak pernah sadar. Banyak yang tidak peduli akan masalah ini. Banyak yang masih belum menyadari masalah ini merupakan masalah yang serius. Perlu adanya perhatian khusus.

Ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh daerah-daerah tertentu yang ada di Indonesia akibat kebijakan pemerintah pusat mampu menimbulkan konflik. Parahnya lagi jika konflik berubah menjadi perpecahan yang menciptakan sebuah Gerakan Separatis. Hal ini tentu akan mengancam keutuhan bangsa.  

Gerakan Separatis masih ada sampai hari ini. Ditunjukkan dengan seranganserangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Kelompok ini berusaha untuk melepaskan diri dari Indonesia. Akibatnya banyak memakan korban jiwa dan keamanan negara terganggu.

Dewasa ini disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik. Adanya pengaruh dari statement para elit politik yang mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat kentalnya primodialisme, golongan, kedaerahan bahkan agama (Isnanta & Rahman, 2018). Keterbatasan intelektual masyarakat membuat masyarakat mudah terpengaruh. Hal ini juga memicu terjadinya konflik.  

Memasuki era globalisasi, di mana batas antarnegara menjadi lebih sempit. Informasi dan konmunikasi semakin terbuka di seluruh negara. Memang globalisasi membawa banyak dampak positif, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga sangat besar di mana hal ini mampu memicu disintegrasi bangsa. Ini berarti disintegrasi bangsa bisa ditimbulkan oleh ancaman-ancaman dari luar.

Munculnya liberalisme dan kapitalisme menjadi kekuatan menakutkan. Paham tersebut mengeksploitasi negara-negara lemah termasuk Indonesia. Kondisi seperti ini menimbulkan paham radikalisme-terorisme. Lahirnya berbagai paham dan ideologi berpotensi menimbulkan konflik di berbagai aspek.  

Pemberontakan masa orde lama yang memicu terjadinya disintegrasi bangsa mampu diberantas para pahlawan pada masa itu. Tentu semua yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia harus memiliki kesadaran untuk menjaga keutuhan bangsa ini. Semua yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia harus bekerja sama menghadapi ancaman disintegrasi bangsa. Jangan membuat usaha para pahlawan menjadi sia-sia.

Keanekaragaman di Indonesia membuat terciptanya alat pemersatu bangsa. Alat pemersatu bangsa telah mengajarkan dan mengingatkan bahwa perbedaanlah yang menyatukan bangsa Indonesia. Seperti yang tertera pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika bahwa perbedaan suku, ras, budaya, agama, bukanlah masalah karena semua tetap satu yaitu Indonesia.  

Perlu disadari bahwa Indonesia identik dengan keanekaragamannya. Perlu adanya komitmen, kehendak, dan kesadaran untuk bersatu. Perlu tercipta rasa saling memiliki satu sama lain. Pancasila mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati.

Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional. Pancasila telah diterima oleh seluruh rakyat Indonesia. Sejarah telah mencatat lahirnya Pancasila melalui banyak rintangan. Perlu ada komitmen berbangsa dan bernegara yang dimiliki seluruh rakyat Indonesia terhadap Pancasila.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun