Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mampir ke Palembang dan Naik LRT Menuju ke Jembatan Ampera

19 April 2025   17:47 Diperbarui: 19 April 2025   17:58 1513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ini merupakan tulisan kelima atau yang terakhir tentang perjalanan saya dan keluarga saat shilaturahmi ke rumah kakak ipar yang ada di Lahat Sumatera Selatan.

Pada hari Minggu tanggal 6 April 2025, pukul 07.45 kami pamitan ke Abang dan Teteh. Saat berangkat ke sini, di bagasi mobil dan jok belakang penuh dengan tas dan oleh-oleh yang kami bawa dari Cibadak serta ada titipan dari kakak ipar yang tinggal di Cianjur.

Ternyata pada saat pulang juga penuh, karena kami diberi oleh-oleh yang banyak oleh kakak ipar.  Abang memberi kami beras dan telur bebek, jeruk yang dipetik dari kebun kami bawa yang masih hijau. Kami juga diberi  kemplang serta teh dan kopi Pagar Alam oleh kakaknya Abang serta pempek dari keponakan Abang.

Mampir ke Palembang untuk Membeli Oleh-Oleh

Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam dari Lahat, kami sampai di Palembang pukul 15.00. Sebelumnya kami sudah menelepon keponakannya Abang yang tinggal di sini untuk menemani kami keliling kota.

Keponakan Abang bernama Anik, kami sudah kenal karena sering bertemu waktu di Cianjur dulu. Lima tahun yang lalu Anik masih tinggal bersama Abang, tetapi kini sudah memiliki istri orang Palembang.

Kami janjian bertemu di dekat Palembang Icon Mall (Picon), Anik menanyakan tujuan kami ingin kemana saja. Kami menjawab ingin membeli oleh-oleh dan ingin berkunjung ke jembatan Ampera.

Palembang Icon Mall (dokpri)
Palembang Icon Mall (dokpri)
Akhirnya kami putar balik lagi, Anik mengendarai motor berjalan di depan sebagai petunjuk jalan. Kami diajak menuju Kampung Pempek 26 Ilir Kota Palembang. Walaupun sudah sore, suasana di pusat oleh-oleh Kampung Pempek ini ramai sekali dengan pembeli.

Plang ucapan Selamat Datang di Kampung Pempek (dokpri)
Plang ucapan Selamat Datang di Kampung Pempek (dokpri)
Kami diajak masuk ke toko oleh-oleh yang paling depan, setelah melihat daftar harga kami memesan pempek. Kata penjualnya baru bisa diambil pukul 19.00 karena harus di vakum dulu dan pesanan sedang banyak. Karena tidak memungkinkan untuk menunggu selama itu, akhirnya kami membatalkan pesanan. 

Salah satu toko penjual oleh-oleh ramai dengan pengunjung (dokpri)
Salah satu toko penjual oleh-oleh ramai dengan pengunjung (dokpri)
Selanjutnya kami menuju toko Lala yang ada di belakang, di sini pengunjungnya lebih ramai. Suami menanyakan berapa lama menunggu apabila membeli pempek, ternyata hanya 30 menit. Suami memesan beberapa dus pempek isi 50 buah dan membayar di kasir, begitu juga dengan kakak ipar yang dari Serang dan supir

Membeli kemplang dan kerupuk Palembang (dokpri)
Membeli kemplang dan kerupuk Palembang (dokpri)
Di sini pun sama, harus divacum dulu supaya kuat selama beberapa jam di perjalanan. Harga per dusnya isi 50 buah paling murah Rp 75.000,00. Sambil menunggu pempeknya siap, kami membeli kemplang dan kerupuk yang ada di toko tersebut.

Sebenarnya saya ingin makan pempek yang sudah digoreng di situ, tetapi pengunjungnya penuh sehingga menunggunya pasti lama. Pempek yang kecil dijual mulai harga Rp 1.000,00, sedangkan yang besar harganya bervariasi.

Pengunjung yang membeli pempek di toko Lala (dokpri)
Pengunjung yang membeli pempek di toko Lala (dokpri)
Setelah 30 menit, pempeknya sudah siap dan dikemas dalam dus kecil. Kami kembali ke mall yang tadi dan masuk ke tempat parkir. Cukup lama kami berkeliling karena penuh, dan akhirnya ada kendaraan yang mau keluar sehingga kami bisa parkir.

Naik LRT menuju ke Jembatan Ampera

Anik mengajak kami berjalan menuju stasiun LRT yang lokasinya tidak jauh dari mall tersebut. Kami harus naik tangga menuju jembatan penyebrangan terlebih dahulu untuk sampai ke stasiun.

Live musik di stasiun LRT (dokpri)
Live musik di stasiun LRT (dokpri)
Suami membeli tiket ditemani oleh Anik, harganya Rp 5.000,00 per orang. Ruangan di dalam stasiun cukup besar dan sangat bersih, ada yang sedang live musik dan yang sedang menyanyi sepertinya pegawai KAI karena memakai seragam.

Suami sedang membeli tiket LRT (dokpri)
Suami sedang membeli tiket LRT (dokpri)
Ada penjual makanan di dalam dan disediakan tempat duduk bagi pengunjung yang sedang menunggu. Kata petugas, LRT yang menuju ke Jembatan Ampera baru tiba 15 menit lagi dan kami disuruh menunggu di sini.

Menunggu di stasiun LRT (dokpri)
Menunggu di stasiun LRT (dokpri)
Saya ke toilet wanita terlebih dahulu, kondisi toiletnya bersih. Setelah itu saya bergabung dengan suami dan duduk di kursi yang tersedia di sana. Tak lama petugas menyuruh kami untuk naik ke atas karena LRT akan segera tiba.

Bersama dengan penumpang lain kami menunggu. Petugas menanyakan kepada 3 orang anak yang ada di situ kemana tujuan mereka, dan menyuruhnya untuk turun lagi karena LRT tujuan mereka belum datang.

LRT baru tiba (dokpri)
LRT baru tiba (dokpri)
LRT pun datang, jumlah gerbongnya hanya ada 3. Saat naik, kondisinya sudah penuh sehingga kami berdiri. Selama perjalanan kami bisa melihat pemandangan berupa gedung-gedung yang ada di kota Palembang. 

Sebagian penumpang berdiri di dalam LRT (dokpri)
Sebagian penumpang berdiri di dalam LRT (dokpri)
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, kami sampai di stasiun yang dituju. Alasan Anik mengajak kami naik LRT, karena kendaraan tidak boleh berhenti di Jembatan Ampera.

Kami pun berjalan menuju ke Jembatan Ampera yang merupakan ikon paling terkenal dari kota Palembang. Jembatan Ampera ini melintasi Sungai Musi, dibangun pada zaman Presiden Soekarno yaitu pada tahun 1962 yang memiliki panjang 1.172 meter dan lebar 22 meter.

Bersama suami dan ananda berfoto di Jembatan Ampera (dokpri)
Bersama suami dan ananda berfoto di Jembatan Ampera (dokpri)
Banyak pengunjung lain yang sedang berfoto di sekitar jembatan, dan ada beberapa tempat duduk yang disediakan di trotoar. Kami pun mencari tempat terbaik untuk berfoto.

Keponakan kakak ipar  yang paling kiri (dokpri)
Keponakan kakak ipar  yang paling kiri (dokpri)
Dari atas jembatan kami bisa melihat pemandangan indah sungai Musi dan ada beberapa kapal kecil sedang melintas di atas sungai tersebut. Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 tetapi cuaca di sana masih terang.

Sungai Musi yang terlihat dari atas Jembatan Ampera (dokpri)
Sungai Musi yang terlihat dari atas Jembatan Ampera (dokpri)
Setelah puas berfoto dan melihat pemandangan di sekitarnya, kami pun segera kembali ke mall dengan naik Grab supaya lebih cepat sampainya. Kami meminta Anik mengantar kami mencari tempat untuk makan malam.

Saya tidak tahu nama tempatnya, tetapi jalan menuju ke sana macet karena banyak motor. Kami diajak masuk ke sebuah tempat yang cukup luas, suasananya sangat ramai. Menu yang tersedia hanya tinggal ayam dan bebek saja, kami semua memesan ayam dengan pilihan digoreng atau dibakar.

Setelah makan malam, kami melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bakauheni. Anik menemani kami sampai ke jalan utama, dan kami berpisah di sini. Saat melintas Jembatan Ampera, terlihat menyala dengan lampu yang berwarna-warni sehingga terlihat lebih cantik.

Jembatan Ampera di malam hari (dokpri)
Jembatan Ampera di malam hari (dokpri)
Perjalanan Pulang Menuju Cibadak

Kami masuk ke jalan tol Trans Sumatera, dan berhenti di rest area pertama yang ditemui untuk melaksanakan salat magrib yang dijamak dengan salat Isya. Perjalanan menuju ke Pelabuhan Bakauheni lancar walaupun volume kendaraan cukup padat.

Kami sempat tertahan selama 2,5 jam sebelum naik kapal, pukul 07.00 kami sudah sampai di Serang. Kami menurunkan sebagian oleh-oleh di sini dan numpang sarapan. Suami menelepon kakak ipar yang satu lagi untuk datang.

Dari Serang kami menuju Bintaro Tangerang Selatan yaitu ke rumah kakak ipar nomor empat. Selain memberikan oleh-oleh, kami numpang mandi dan makan siang di sini.

Kami sampai di Cibadak pukul 13.30 dan menitipkan oleh-oleh kepada supir yang membersamai kami untuk kakak ipar yang tinggal di Cianjur karena beliau akan pulang ke sana.

Suami dan kakak-kakaknya selama ini selalu kompak dan memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, sehingga sering berbagi oleh-oleh.

Alhamdulillah perjalanan shilaturahmi yang dilakukan kami ke Lahat telah memberikan pengalaman yang berharga bagi kami. Selain bisa menikmati keindahan alamnya, kami juga merasakan rasa kekeluargaan dan sambutan hangat yang diberikan oleh kakak ipar dan keluarga besarnya.  

Wasana Kata

Sebelum pulang, dari Lahat kami mampir dulu ke Palembang untuk membeli oleh-oleh dan berkunjung ke Jembatan Ampera dengan naik LRT. Walaupun hanya sebentar, tetapi kami bisa merasakan kehangatan dan keindahan kota Palembang.

Perjalanan menarik saat naik LRT, serta menikmati suasana sore hari di Jembatan Ampera merupakan pengalaman yang berkesan dan tak kan terlupakan. Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu.

#Tulisan ke-65 di tahun 2025

Cibadak, 18 April 2025                                        

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun