Pada tanggal 24 Januari 2024, saat saya berangkat ke sekolah pagi-pagi hujan turun dengan deras. Sudah beberapa hari hujan deras turun sejak malam hingga siang hari, reda beberapa jam dan malamnya hujan turun kembali.
Saya mengajar dari pagi sampai pukul 14.40, dan baru sampai ke rumah pukul 15.30. Di depan rumah, saya bertemu dengan kakak yang baru pulang juga. Kata kakak habis melihat korban tanah longsor bersama Pak Rt.
Setelah itu kakak mengirimkan beberapa video tentang kejadian tanah longsor yang terjadi di kampung Cibatuhilir Rt 01/Rw 11 Desa Sekarwangi Kecamatan Cibadak.
Lokasi kejadian tanah longsor ini tidak jauh dari tempat tinggal saya, masih satu Desa tetapi berbeda RW. Jaraknya kurang lebih 1 km, tetapi dari jalan utama masuk lagi ke dalam ke arah Desa Tenjojaya.
Menurut informasi yang saya dapatkan, pukul 06.30 di tempat kejadian sudah terjadi pergerakan tanah. Warga yang tinggal di sana langsung dihimbau oleh aparat desa untuk mengungsi ke tempat yang aman.
Tak lama kemudian, tanah di area tebing mengalami longsor dan menimpa rumah warga. Ada 12 rumah yang terkena longsoran tanah tersebut, tidak ada korban jiwa karena warga sudah meninggalkan rumahnya masing-masing.
Kepedulian Keluarga Besar SMPN 2 Cibadak untuk Korban Longsor
Pada saat beredar informasi dan video kejadian longsor di WAG guru, semua wali kelas langsung mengecek di grup kelasnya masing-masing menanyakan apakah ada siswa yang tinggal di sana.
Alhamdulillah tidak ada siswa yang berasal dari daerah tersebut. Walaupun tidak ada siswa kami yang menjadi korban tanah longsor, pihak OSIS SMPN 2 Cibadak berinisiatif untuk mengumpulkan sumbangan dari siswa dan guru.
Pengumpulan sumbangan baru bisa dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 31 Januari 2024 yang lalu.