Awal saya tertarik bergabung dengan Kompasiana, karena ada seorang teman di kelas menulis online yang saya ikuti beberapa kali mengirimkan link tulisannya. Teman saya tersebut bernama Budi Kenzin.
Akhirnya saya mencari informasi tentang Kompasiana dan mulai bergabung tanggal 19 Oktober 2020, tetapi baru mengirimkan tulisan pada tanggal 22 Oktober 2020 saat akun saya sudah mendapat verifikasi centang hijau dari admin.
Mas Budi Kenzin akhirnya menjadi sahabat literasi saya dan kami sering bertukar pikiran tentang kepenulisan. Sayangnya beliau jarang menulis di Kompasiana karena kesibukannya melanjutkan kuliah, dan saya pun tidak pernah berinteraksi lagi dengannya.
Pada saat awal menulis, saya sering meminta pendapat kepada suami tentang tulisan yang saya buat. Saat itu suami bekerja di Kalimantan, jadi sebelum tulisan di tayangkan di Kompasiana formatnya dalam bentuk word saya kirim ke suami.
Suami akan memberi masukan tentang judul ataupun memberi tahu bila ada tulisan yang typo. Setelah suami bilang oke, maka saya langsung menayangkan tulisan tersebut di Kompasiana.
Setelah membuat lebih dari 10 tulisan, barulah saya lebih percaya diri dan tidak pernah meminta pendapat lagi ke suami. Lagi pula ketika berada di lapangan, suami susah dihubungi karena terkendala dengan sinyal.
Tulisan pertama yang saya kirim mendapatkan label artikel pilihan, enam hari kemudian saya mengirim tulisan kembali ternyata tidak ada label pilihannya.
Dari situ saya jadi tahu bahwa tulisan itu ada yang dilabel pilihan dan ada yang tidak. Saya pun mulai membaca artikel dari para penulis lainnya dan memberikan vote ataupun komentar sehingga mulai kenal dengan para Kompasiner.
Pengalaman Berkesan Selama Bergabung dengan Kompasiana
Pengalaman berkesan yang saya ingat sampai sekarang yaitu saat mendapatkan artikel utama untuk pertama kalinya.