"Selamat ya Bu, anaknya laki-laki", ucap dokter saat kau baru dilahirkan. Karena tubuhmu sungsang dan posisi plasenta di bawah, sehingga harus dilakukan tindakan operasi secar.
"Alhamdulillah", kataku saat mendengar tangismu yang semakin menjauh karena dibawa oleh perawat ke ruang perawatan bayi.
Ayah memperdengarkan adzan ke telingamu. Rasa syukur dan rasa haru bercampur dalam hatinya, karena telah menjadi seorang ayah setelah menunggu empat tahun lamanya.
Kini usiamu genap 14 tahun, kau telah tumbuh menjadi seorang remaja. Wajahmu mirip dengan ayah, bak pinang dibelah dua. Seumpama kembar, tetapi beda generasi.
Tinggi tubuhmu sebentar lagi akan sama dengan ayahmu. Bila sedang berjalan bertiga, aku merasa sedang dikawal oleh dua orang bodyguard yang badannya tinggi besar.
Barokallohu fii umrik anakku, doa kami selalu menyertai dalam setiap langkahmu. Jadilah anak yang mandiri, karena kau tak punya kakak dan adik sehingga kau akan bisa bangkit kembali saat terjatuh.
Hiasilah selalu dirimu dengan keimanan dan akhlak yang mulia. Jagalah ucapan dan tindakanmu dengan selalu menggunakan etika. Milikilah rasa simpati dan empati, agar kau menjadi orang yang penyayang terhadap sesama.
Bergaulah tanpa memandang pangkat maupun harta, karena di mata Allah SWT kedudukan manusia sama kecuali orang yang bertakwa.
Kau tumpuan harapan kami di masa depan. Jadilah anak yang sholeh dan rajin beribadah, yang selalu berbakti dan mendoakan orang tua.Â
Jadilah anak yang cerdas baik intelektual, emosional maupun spiritual agar hidupmu kelak bisa sukses di dunia dan akhirat. Amiin ya robbal a'lamiin