Ada rasa haru dalam hati saat menghadiri pernikahan. Ketika dibacakan identitas pengantin oleh penghulu, ternyata keduanya yatim piatu.
Sejenak yang hadir pun terdiam, air mata sang pengantin mengalir deras. Momen penting bagi keduanya, tetapi tak bisa dihadiri oleh ayah dan bunda karena sudah tiada.
Ijab kabul pun dilakukan dengan wali nikahnya kakak kandung mempelai wanita, sehingga keduanya resmi menjadi suami istri.
Barokallohu, semoga menjadi keluarga yang samara ucapku kepada mempelai laki-laki. Terima kasih Teh, ucapnya sambil memeluk erat diriku dan menangis. Teringat dengan ibunya yang  merupakan adik ayahku.Â
Kuusap punggungnya, yang tabah ya dan rukun selalu dengan istri. Jadilah pemimpin rumah tangga yang baik, terima kelebihan dan kekurangannya. Selalu seia sekata, saling menitipkan diri, dan saling menjaga sampai usia senja. Â
Pesta pernikahan yang sederhana tetapi hikmat, dengan diiringi doa dan restu dari tamu undangan.
Sepasang pengantin yatim piatu, melangkah bersama tuk mengarungi bahtera kehidupan dengan penuh asa dan berjuta harapan.
Menuju satu tujuan tuk membina keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah yang diridhoi oleh Yang Mahakuasa.
#Puisi solo ke-51
Cibadak, 28 Mei 2023