Hari ini tujuh belas tahun yang lalu merupakan hari bersejarah bagi kita. Saat kau mengucapkan ijab kabul di depan penghulu, disaksikan oleh saudara dan kerabat sehingga kau resmi menjadi imamku.
Banyak suka maupun duka yang kita lewati bersama. Walau tak setiap hari bisa bertemu, karena dipisahkan oleh jarak dan waktu. Tetapi hati dan perasaan kita tetap saling bertaut dan saling menjaga sehingga tak pernah ada sekat pemisah diantara kita.
Banyak perbedaan yang kita miliki. Emosiku yang sering meluap, bisa luluh oleh sikapmu yang sabar. Aku yang tak sabaran, dihadapi dengan sikapmu yang tenang. Perbedaan bukan menjadi penghalang, justru saling melengkapi kekurangan yang ada sehingga bisa seiring sejalan dalam mengarungi biduk kehidupan.
Cobaan berat yang kita alami saat buah hati tak kunjung tiba. Tetapi kita saling menguatkan, selalu berusaha dan berdoa. Sehingga akhirnya Yang Mahakuasa memberikan kita amanah seorang anak laki-laki semata wayang yang wajahnya mirip sekali denganmu. Hari-haripun menjadi lebih berwarna dan rumahpun menjadi ceria.
Terima kasih telah menjadi pendamping hidupku selama ini. Tetaplah bersama seia dan sekata tuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah sampai usia senja. Semoga setiap langkah kita selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT. Aamiin ya robbal alamiin.
Cibadak, 14 Mei 2022
#Puisi solo ke-8
Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H