Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramadan Terakhir untuk Ayah

19 April 2022   07:46 Diperbarui: 19 April 2022   07:52 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Terakhir Untuk Ayah (sumber foto: www.lintasAtjeh.com)

Kami bertiga mencium tangan ayah dan meminta maaf kepada beliau sambil menangis. Istri Kak Adi, dua keponakan dan anakku juga dipanggil. Ayah mengusap rambut ketiga cucunya dan memberikan pesan kepada mereka.

"Kapan suamimu pulang? Ayah ingin bertemu". Beberapa kali ayah selalu menanyakan suamiku.

"Bang Gani baru diizinkan pulang hari ini, sekarang sedang dalam perjalanan. Kemungkinan sore baru datang".

Betul saja, pukul 17.00 Bang Gani baru datang dan langsung menemui ayah. Ketika bertemu dan mengobrol dengan Bang Gani, raut wajah ayah terlihat sangat senang.

*

Hari Jum'at pagi aku meminta izin kepada ayah, karena ada rapat di tempat kerjaku. Aku meminta kepada suamiku untuk membelikan bubur sumsum untuk ayah, karena sepulang dari Rumah Sakit beliau tidak mau makan sama sekali.

Pukul 11.30 aku sudah kembai ke rumah, aku langsung menemui ayah di kamar. Terlihat di meja sudah ada bubur sumsum.

Kak Adi dan Bang Gani sudah berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat Jum'at, sedangkan Rani sedang bersama dengan anakku.

"Ayah makan dulu ya" kataku sambil menyuapinya. Tetapi hanya dua suap saja ayah memakannya. Kemudian terdengar suara adzan dari masjid.

"Ayah ingin salat, bantu ayah untuk berwudhu". Aku segera membantunya, kemudian ayah langsung melaksanakan salat dhuhur sambil berbaring.

Kak Adi dan Bang Gani sudah pulang dari masjid sehingga ada yang menemani ayah. Aku meminta izin untuk melaksanakan salat dhuhur dan menyuapi anakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun