Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramadan Terakhir untuk Ayah

19 April 2022   07:46 Diperbarui: 19 April 2022   07:52 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berunding dengan kedua saudaraku untuk membawa ayah ke Rumah sakit, tetapi ayah menolak dengan alasan ayah ingin melaksanakan puasa.

Selama ayah sakit, Kak Adi bermalam di rumah untuk menunggu ayah. Sedangkan Rani datang setiap pagi dan pulang sore hari.  

Bulan Ramadanpun tiba, ayah tetap melaksanakan puasa. Setiap sahur dan buka puasa, aku mengantar makanan ke kamar ayah.

Apabila masuk sholat lima waktu, aku secara bergantian dengan saudaraku membantu ayah untuk berwudhu dengan membawa teko yang berisi air dan ember.

Karena kondisi ayah tak kunjung membaik, setelah satu minggu akhirnya ayah bersedia dirawat di Rumah sakit.

Aku menunggu ayah dari pagi hari sampai ashar, dan dilanjutkan oleh Kak Adi sampai pagi. Sedangkan Rani menemani pengasuh anakku di rumah.

Melihat hasil rontgen, dokter mengatakan bahwa kaki ayah harus dioperasi. Tetapi tidak bisa dilakukan segera karena sakit paru-paru ayah belum sembuh, sehingga harus diobati dulu.

Setelah lima hari di rawat, ayah diizinkan untuk pulang dan harus melakukan pengecekan kembali setelah Idulfitri nanti.  

*

Hari Rabu siang ayah sudah ada di rumah, banyak tetangga dan saudara yang datang menjenguknya. Malam hari setelah sholat tarawih selesai, jamaah masjid langsung berdatangan ke rumah.

Kondisi ayah semakin melemah, hari Kamis siang beliau memanggil kami bertiga dan memberikan banyak nasihat dan amanat. Sepertinya ayah sudah punya firasat usianya tidak akan lama lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun