Menyaksikan pertempuran yang terjadi
Karena ego pemimpin negara
Rakyat menjadi menderita
Sampai kapan perang kan terjadi?
Korban berjatuhan setiap hari
Bukan hanya tentara
Anak-anak dan warga sipilpun ikut terluka
Senyum dan tawa yang menghiasi hari mereka
Kini berubah menjadi tangis penuh duka
Senyum nan tulus bagai mutiara
Kini berubah menjadi rintihan nan menyiksa
Siang malam tak ada lagi rasa tenang
Tak tahu detik kapan nyawa kan melayang
Mereka hanya dapat berlindung dan berdoa
Berharap datangnya pertolongan dari Yang Mahakuasa
Oh bumi...
Mengapa saudara kami jadi seperti ini?
Saling berperang dan melukai diri
Demi harta dunia yang tak bisa dibawa mati
Doa nan tulus kami panjatkan
Semoga hati dilapangkan
Terbuka pintu tuk saling memaafkan
Agar perang segera dihentikan
Semesta alam sangat menantikan
Datangnya kabar menggembirakan
Para pemimpin duduk bersama dan bergandeng tangan
Lupakan perselisihan tuk mewujudkan perdamaian
Puisi Kolaborasi Tati Ajeng Saidah dan Indah Nur Rizqika (anggota GLS SMPN 2 Cibadak)
Cibadak, 6 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H