Dua buku antologi cerpen karya tim literasi sekolah (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Setelah naskah lengkap, kemudian dikirim ke panitia pada bulan Mei 2021 untuk diterbitkan dengan biaya cetak dari sekolah. Karena biaya cetak buku tidak murah, maka untuk tim memilih paket 20 buku yang ditawarkan oleh panitia sedangkan yang perseorangan memilih paket 10 buku yang akan dicetak.
Pada awal bulan November 2021 kami mendapat pemberitahuan dari panitia bahwa kedua buah sudah selesai dicetak dan seminggu kemudian bukunya sudah kami terima. Momen peringatan "Hari Guru Nasional 2021" kami manfaatkan untuk menyerahkan kedua buku tersebut kepada Kepala Sekolah yang selanjutnya disimpan di perpustakaan sekolah.
Alasan kami dari tim literasi sekolah menyerahkan buku antologi cerpen pada saat peringatan tersebut, yaitu agar diketahui oleh semua guru dan siswa yang hadir supaya mereka tertarik untuk membaca kedua buku tersebut.
Penyerahan Buku Karya Guru
Saya dan Ibu Nina Sulistiati, selain aktif di kegiatan literasi sekolah juga sama-sama menulis di Kompasiana. Kami berdua sering berdiskusi dan juga saling memberi dukungan
Kami juga tergabung di beberapa komunitas menulis yang berbeda, dan sudah menerbitkan beberapa buku antologi bersama komunitas yang kami ikuti. Bahkan kami berdua bergabung dengan satu komunitas yang ada di Kompasiana yaitu Inspirasiana yang sangat peduli dengan literasi.
Buku yang diterbitkan bersama Komunitas Inspirasiana (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Para penulis di Komunitas Inspirasiana telah menerbitkan bunga rampai pertama yang berjudul "Pelangi Budaya dan Insan Nusantara". Pada buku ini ada tulisan saya yang berjudul "Pawai Drum Band: Tradisi Unik Perayaan Kenaikan Kelas di Kabupaten Sukabumi, sedangkan tulisan Ibu Nina berjudul "Menguak Makna di Balik Tari Topeng Cirebon".
Tulisan-tulisan saya di Kompasiana sebagian sudah diterbitkan menjadi sebuah buku solo yang berjudul "Memungut Makna, Menjemput Asa". Dalam buku ini ada kata pengantar dari mentor saya di kelas menulis online yaitu Bapak Cahyadi Takariawan.
Tiga buah buku yang saya simpan di Perpustakaan Sekolah (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Saya menerbitkan buku solo yang pertama dengan jumlah terbatas, dan saya jadikan sebagai hadiah bagi keluarga, teman-teman, siswa yang berprestasi di kelas dan saya kirim juga ke sekolah tempat saya mengajar sebelumnya.
Ibu Nina Sulistiati sedang menyerahkan buku antologi kepada Kepala Sekolah (sumber foto: dokumentasi pribadi)
Setelah tim literasi menyerahkan buku karya bersama, saya dan Ibu Nina juga menyerahkan buku-buku yang telah kami terbitkan kepada Kepala Sekolah agar bisa dibaca oleh semua warga sekolah supaya lebih bermanfaat.
Wasana Kata
Lihat Pendidikan Selengkapnya