Kita sering mendengar kalimat, " Kejam ibu tiri lebih kejam ibu kota " .
Kemudian ada lagi lagu Manado dengan judul , " Siapa suruh datang Jakarta "
lagu tersebut bisa mengundang air mata bila diresapi. Sejahat apakah Jakarta?
sehingga di bandingkan dengan ibu tiri.Â
Namun tidak semua masyarakat pendatang di Jakarta menganggap bahwa Jakarta adalah kota jahat layaknya Ibu tiri.
Tapi sebaliknya bahwa Jakarta adalah kota yang tepat karena, Pendidikan, Ekonomi, Karir, diadu padukan di kota ini. Jadi sebenarnya Jakarta itu seperti apa?, itu tergantung dari kita sendiri. Bagi pribadi yang gesit, suka persaingan sikut menyikut, Jakarta bukan Ibu tiri, tapi ibu kandung yang mendorong anaknya untuk berkembang.
Juga secara fakta, PT , CV jumlahnya lebih banyak di jakarta. Sehingga peluang bekerja lebih banyak pula di Jakarta. Terutama bagi milenial yang sedang menghadapi ujian PTN, jika tidak lulus PTN dan mungkin finansial tidak cukup jika kuliah swasta, tidak perlu patah semangat. Lebih baik merantau ke Jakarta dan memulai proses karir dengan kuliah sambil bekerja.Â
Memang kuliah sambil bekerja di kota lain juga bisa dilakukan, namun kembali lagi bahwa di Jakarta jumlah perusahaan lebih banyak. Jika kita gesit, tidak patah semangat, pasti kita bisa. Selain itu wawasan di Jakarta lebih luas, juga lembaga - lembaga pemerintah tertinggi itu ada di Jakarta, dan bagi milenial yang ingin maju hal tersebut bisa menjadi dorongan sukses.Â
Nah, untuk kaum milenial yang hendak merantau, memilih Jakarta sebagai kota tujuan, menurut saya sendiri sebagai pendatang adalah pilihan tepat. Dalam hal ini saya tidak mengatakan bahwa merantau ke kota lain, tidak baik atau tidak membuat kita berkembang.Â
Pulanglah bersama senyuman bukan keluhan ( Perantau Jakarta )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H