Mohon tunggu...
Arini Tathagati
Arini Tathagati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

An employee of training & consulting company, a hard-worker and traveller.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Travel Feature vs Travel Guide

8 April 2013   15:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:31 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang ketika diberi tugas atau tantangan untuk menuliskan kisah perjalanannya, malah terjebak menulis travel guide, alias panduan perjalanan. Sebenarnya, apa sih beda kisah perjalanan dengan panduan perjalanan? Ternyata, walaupun sama-sama merupakan tulisan bergenre travel writing, tapi kisah perjalanan sama panduan perjalanan itu beda banget lho! Travel writing dapat didefinisikan sebagai genre penulisan yang mengulas tentang sebuah tempat atau destinasi. Bentuk tulisan ini biasanya diasosiasikan dengan kegiatan wisata, dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada pembacanya mengenai sebuah obyek wisata, cara menjangkaunya, tips dan saran saat berkunjung, serta menginspirasi agar pembaca tertarik untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Gaya penulisan travel writing bisa beragam, mulai dari yang naratif-deskriptif hingga puitik menyerupai karya sastra, serta dari yang serius hingga ditulis dengan gaya jenaka. Salah satu bentuk travel writing yang paling umum adalah artikel kisah perjalanan atau feature perjalanan. Artikel ini biasanya dimuat di surat kabar, majalah, atau internet, dan membahas mengenai sebuah destinasi perjalanan. Ciri khas feature perjalanan adalah diulas dari sudut pandang penulis sebagai orang pertama, serta adanya sentuhan personal berupa pengalaman, perasaan dan emosi si penulis selama berada di destinasi tersebut. Sedangkan travel guide atau panduan perjalanan adalah tulisan (bisa dalam bentuk artikel atau buku) yang menyediakan informasi tentang sebuah destinasi. Di dalamnya termasuk rincian lokasi, alamat, nomor telpon, rentang harga, dan berbagai ulasan tentang transportasi, akomodasi dan konsumsi selama berada di destinasi tersebut. Ibaratnya, travel guide itu adalah versi cetak dari pemandu perjalanan. Membuat feature kisah perjalanan atau travel guide, masing-masing mempunyai tantangan tersendiri. Sebuah feature perjalanan dibuat dengan menuliskan sebuah kisah perjalanan yang sangat spesifik dan di dalamnya diberi sentuhan emosional berupa interaksi antara si penulis dengan lokasi yang dikunjungi maupun dengan orang-orang yang ditemui di sana. Sedangkan membuat travel guide memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak untuk melakukan riset dan mengumpulkan data mengenai akomodasi, transport, kuliner, termasuk data nomor telpon dan perkiraan harganya. Mana yang lebih sulit? Dua-duanya sama-sama sulit, tapi sama-sama menyenangkan! Pada kenyataannya, seseorang yang akan melakukan perjalanan dan bermaksud untuk menulis kisahnya dalam bentuk feature, ia akan melakukan riset awal untuk mengetahui obyek menarik di suatu destinasi dan menyusun itinerary menuju ke destinasi tersebut. Untuk riset awal ini, penulis akan membutuhkan data-data dari travel guide. Sebaliknya, dalam menyusun sebuah travel guide, karya-karya feature perjalanan bisa dijadikan referensi, khususnya feature perjalanan yang mengulas mengenai akomodasi atau obyek-obyek wisata unik pada sebuah destinasi. Jadi, mau menulis travel feature atau travel guide? Dua-duanya aja deh. :) [caption id="attachment_236866" align="aligncenter" width="300" caption="Travel Writing 101"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun