Mohon tunggu...
Arini Tathagati
Arini Tathagati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

An employee of training & consulting company, a hard-worker and traveller.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Saya Mau Naik Yang Strip Merah-Jingga!

14 Juni 2013   08:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menjadi pelanggan Garuda Indonesia sejak tahun 1980-an, namun baru sejak tahun 2005 frekuensi penerbangan saya dengan Garuda meningkat pesat, seiiring dengan perkembangan project yang saya tangani, yang mengharuskan saya sering pergi ke luar kota. Demikian juga untuk urusan pribadi, seperti pulang mudik atau berwisata, setelah mencoba berbagai penerbangan, akhirnya ujung-ujungnya saya memilih Garuda. Sering muncul pertanyaan “Bukannya Garuda mahal ya?” Ya, saya setuju kalau tiket Garuda itu lebih tinggi dibandingkan penerbangan lain dada rute yang sama. Tapi dari sisi pelayanan, kenyamanan yang diberikan jauh lebih tinggi nilainya dibandingkan selisih harga tiketnya. Kenyamanan ini termasuk kemudahan reservasi, city check-in, layanan check-in di bandara, jarak antar tempat duduk yang lebar, keramahan flight attendant, kualitas makanan selama penerbangan, dan layanan pasca penerbangan.

Dari sekian banyak pengalaman saya menggunakan penerbangan Garuda Indonesia, ada satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya. Hari itu hari Selasa tanggal 7 Juni 2011. Saya sedang di boarding lounge, menunggu panggilan boarding untuk GA 206, penerbangan yang akan membawa saya dari bandara Soekarno-Hatta menuju bandara Adisoetjipto Yogyakarta. Penerbangan ini istimewa bagi saya, karena penerbangan ini menggunakan Award Ticket yang merupakan hasil “jerih payah” pengumpulan poin-poin Garuda Frequent Flyer selama beberapa tahun, jadi praktis saya hanya membayar pajak dan biaya administrasi saja. Dan yang lebih menyenangkan lagi, penerbangan saya ke Yogyakarta ini adalah penerbangan untuk berlibur, jadi dalam benak saya sudah terbayang-bayang Candi Prambanan dan deretan toko-toko di Malioboro yang menunggu untuk saya kunjungi.

Panggilan boarding GA 206 diumumkan tepat waktu, dan semua penumpang bersiap mengantri untuk masuk ke pesawat. Alih-alih masuk pesawat lewat garbarata, ternyata kami turun lewat tangga dan masuk ke dalam bis bandara.Ternyata pesawatnya parkir lumayan jauh ya… Dalam perjalanan menuju pesawat, tiba-tiba saya melihat di antara ekor pesawat-pesawat Boeing 737 Garuda yang bewarna biru, terselip satu ekor Boeing 737 yang berwarna putih dengan garis merah-jingga. Hah, penerbangan apa itu, kok parkir di parkirannya Garuda? Ketika saya perhatikan baik-baik, ternyata pesawat itu adalah Boeing 737-800NG milik Garuda, hanya badannya dicat dengan strip merah jingga, seperti liverypesawat-pesawat Garuda di tahun 1980-an. Langsung seolah semua memori saya tentang pesawat Garuda Indonesian Airways berwarna strip merah-jingga yang terbang dari bandar udara Kemayoran muncul kembali. Rasanya saya ingin menjerit, “Saya ingin naik pesawat yang catnya merah-jingga!”. Tapi tentu saja, saya tak mungkin melakukan hal itu. Saya sebenarnya berniat untuk memotret pesawat berstrip merah-jingga itu. Namun apa daya, bis melaju terus, dan posisi saya di bis tak memungkinkan untuk memfoto pesawat itu. Yah, saya hanya bisa berharap, barangkali suatu hari saya bisa menggunakan pesawat berstrip merah-jingga itu.

Tiba-tiba di satu titik, bis berbelok dan berhenti di dekat tangga yang dipasang di pesawat berstrip merah-jingga. Penumpang GA 206 dipersilakan turun, dan petugas mempersilakan kami naik ke pesawat berstrip merah-jingga tersebut! Saya rasanya tidak percaya, is this reality? Rasanya saya ingin mencubit diri dan memukul pipi seperti di film-film kartun, karena saya tidak percaya bahwa cita-cita saya untuk naik pesawat ini langsung terkabulkan. Sayangnya, karena bis berhenti sangat dekat dengan pesawat, saya tidak bisa memotret pesawat ini dengan leluasa. Saya bergegas naik ke pesawat bernomor registrasi PK-GFN yang bercat putih dengan strip merah-jingga, di badannya terdapat tulisan “indonesian airways”, dan di ekornya terdapat tulisan “garuda”. Begitu naik ke tangga pesawat dan masuk ke dalam pesawat, rasanya seperti masuk lorong waktu.Saat pintu pesawat ditutup, rasanya ingin cepat-cepat sampai bandara Adisoetjipto untuk memotret pesawatnya. Tak sabar saya ingin membaginya dengan orang lain, bahwa saya masuk lorong waktu, naik pesawat berlogo Garuda tahun 1980-an!Dari informasi yang saya peroleh di aplikasi AirReg, pesawat beregistrasi PK-GFN ini baru diserahkan ke Garuda Indonesia pada 15 April 2011, berarti pesawat ini baru 2 bulan beroperasi. Hal ini membuat saya merasa aman karena pesawat tersebut relatif baru.

Di dalam pesawat, kontras dengan livery-nya yang merupakan nostalgia tahun 1980-an, saya tetap merasakan standar pelayananterbaru Garuda dengan konsep Garuda Indonesia Experience. Flight attendant yang mengenakan seragam terbaru berupa kebaya dengan rok batik berwiru (tentunya dengan senyum yang ramah dan layanan yang cekatan), perangkat entertainment di dalam pesawat berbentuk LCD layar sentuh di mana kita bisa memilih sendiri hiburan audio atau video yang ingin dinikmati, serta hidangan ringan dan pilihan minuman yang menjadi standar penerbangan Garuda dengan durasi di bawah 1 jam. Tapi selama perjalanan saya sangat excited melebihi biasanya, karena membayangkan saya akan memotret pesawat “antik” ini ketika mendarat di bandara Adisoetjipto.

[caption id="attachment_248802" align="aligncenter" width="300" caption="Boeing 737-800NG registrasi PK-GFN di bandara Adisoetjipto, 7 Juni 2011 (foto koleksi pribadi)"][/caption]

Perjalanan berjalan lancar, dan kami pun mendarat tepat waktu di bandara Adisoetjipto. Begitu turun dari pesawat, saya sengaja turun belakangan, kemudian berjalan agak jauh, dan saya langsung mengeluarkan kamera saku untuk memotret pesawat bercat strip merah-jingga yang sedang parkir di landasan apron bandara Adisoetjipto. It was a perfect moment, karena saat itu kebetulan tidak ada pesawat lain yang ikut parkir di sekitar PK-GFN.Melihat saya memotret pesawat “antik” ini, ternyata penumpang lain ikut-ikutan memotret. Bagi saya, hal ini merupakan momen langka, karena saat itu saya tidak tahu kapan saya berkesempatan naik pesawat Garuda dengan livery tahun 1980-an ini lagi. Iseng-iseng hasil jepretan ini saya konversi jadi hitam-putih, dan voila! Benar-benar seperti masuk mesin waktu, seolah ini adalah foto tempo doeloe, ketika Garuda Indonesian Airways sedang parkir di bandara Kemayoran.

[caption id="attachment_248804" align="aligncenter" width="300" caption="Foto PK-GFN versi hitam putih (foto koleksi pribadi)"]

1371174186117493383
1371174186117493383
[/caption] [caption id="attachment_248805" align="aligncenter" width="300" caption="PK-GFN di bandara Ahmad Yani Semarang, 24 Oktober 2012"]
13711742401928029802
13711742401928029802
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun