Mohon tunggu...
Tateng Gunadi
Tateng Gunadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pecinta buku, suka menulis, dan senang fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lawang Sewu

8 Februari 2022   15:11 Diperbarui: 8 Februari 2022   15:47 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

LAWANG SEWU

                                                                                         

seekor merpati berbulu putih
mematuk-matuk sunyi. depan pintu seribu,
jejak sejarah masih terbaca
dari masa lalu

lorong-lorong kosong memanjang
tanpa orang, seperti bebayangan seribu cermin
namun, pada yang tak tampak itu
konon ada kehidupan

di setiap ruang orang-orang lalu lalang
tak ada yang bercakap
bagaimana dahsyat perlawanan di sini,
hanya mematut-matut diri
dengan selfi

langkah-langkah pesiar berderap di antara
senyap. ruang-ruang gelap, pintu-pintu penjara
menyebar aura duka, kamar-kamar terkunci
oleh gembok rahasia

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

di lorong-lorong itu waktu membeku
tetapi angin melompat-lompat dengan riang
dari satu gedung ke gedung lain, berjalan
perlahan dari kursi taman itu ke kursi taman lain
di halaman, berputar sebentar di pohon besar:
menggoyang-goyangkan reranting
dan menjentik helai-helai daun
yang rimbun

sedang orang-orang Netherland itu
tak henti-hentinya mengajarkan
cara membuat bangunan dengan kecerdasan
seribu pintu, juga seribu tahun

Semarang, 3 Januari 2022

Puisi sebelumnya, Satu Episode, [Puisi Mbeling] Girli dan 55 Kelereng yang Dibuangnya, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun